Jumat, 09 November 2012

Aku dan Kamu Berjodoh (?)

Kini aku teringat lagi hal yang telah lama ku kubur, yang telah sangat usang bahkan telah hampir ku lupakan. Berawal dari tiga tahun yang lalu, sebelum aku bersekolah disini, saat semuanya masih dalam ketertarikan dimasa puber.

***

Ujian Nasional tingkat SMP tinggal beberapa minggu lagi. Aku pun sama dengan teman-teman seangkatanku, saling sibuk mempersiapkan diri, termasuk pendalaman materi yang diikuti disekolah setiap pulang sekolah.

***

Hari itu seperti biasa, aku pergi ke sekolah diantar oleh papaku. Dari atas motor berwarna biru yang biasa disebut dengan panggilan sibontot, aku menikmati udara pagi yang masih segar, melewati jalan yang sama, tapi kali ini rasanya berbeda. Tanpa sadar, bibirku melengkung membentuk sebuah senyum kecil dan mungkin pipiku memerah. Aku melihat dia, dipersimpangan jalan, tanpa ku sangka, jalan yang kami lewati searah. Tapi, aku masih menyembunyikan itu, karena ku pikir ia seperti angin, hanya lewat sesaat dan kemudian pergi.

***

Esok pagi, seperti biasa aku sedang berdiri didepan rumahku, menunggu papaku yang sedang memanaskan mesin sepeda motor yang akan digunakan untuk mengantarkanku ke sekolah. Tanpa ku duga dan belum pernah ada dianganku, lelaki yang kemarin ku lihat itu lewat didepan mataku, bahkan jarak kami semakin dekat dari kemarin dan mata kami beradu pandang. Aku hanya bisa menahan senang dan malu. Tapi aku masih seperti kemarin, yang menganggap ini seperti angin.

***

Dua hari berlalu, aku tak lagi melihat lelaki itu. Ada sedikit perasaan rindu. Ah ... rindu ? Aku kan belum kenal dia siapa, dia sekolah dimana saja aku pun tak tahu.

Hari itu ada penambahan materi dikelasku. Tapi karena aku ingin mengambil poselku yang ketinggalan dirumah, saat jam istirahat yang bertepatan untuk pulang itu, aku pulang ke rumah, diantar oleh temanku yang membawa motor.

Saat perjalanan menuju ke sekolah, aku melewati jalan didepan SD-ku yang dulu, ah .... tercengang dan senang bukan main saat ku lihat lagi dia. Senang ? Aku senang ? Aku memang senang, entah kenapa dia yang belum ku tahu namanya bisa membuatku senang hanya sekedar melihatnya saja. Dia yang ku panggil dengan sebutan "cowok abu-abu". Karena pertama kali ku lihat dia memakai sweater berwarna abu-abu. Ah ... lucu ya SMP itu, sesukanya saja menamakan seseorang.

***

Kini, telah dua minggu sejak hari itu, aku tak lagi bertemu dengannya, bahkan melihat saja aku sudah tidak pernah. Dia yang selalu ku tunggu didepan rumahku, hanya untuk sekedar melihat matanya yang indah itu.

Saat aku sedang menceritakan tentang dia, yang selalu ku harap untuk lewat lagi didepan rumahku. Ada suara motor dan nyatanya motor itu berwarna merah. "Itu dia ..." dalam hatiku berucap, senang bukan kepalang. Meski dia tidak sendiri, ada seorang perempuan yang duduk dibelakangnya. Aku tak peduli, karena saat itu aku hanya memikirkan bagaimana caranya aku tahu dia sekolah dimana karena dengan begitu aku bisa mengetahui namanya.

***

Penentuan kelulusan telah usai. Aku dan teman-temanku lulus semua dengan nilai yang cukup memuaskan. Dan kini saatnya memikirkan SMA atau lanjutan mana yang akan kami pilih.

Aku memikirkan SMA mana yang akan ku cantumkan dalam pilihanku. Terlintas bayangan cowok abu-abu itu. Dia memang pantas mendapatkan panggilan itu dariku, karena memang dia masih samar-samar untuk ku ketahui.

***

Akhirnya masa orientasi dimulai. Hari pertama ku lalui dengan hal yang tak terlalu berkesan. Tapi ... saat aku ingin pulang, aku seperti melihat sosoknya, sosok cowok abu-abu itu. Ah tapi ku pikir itu hanya khayalanku.

Esoknya, adalah hari kedua aku mengikuti MOS disekolah baruku, dilingkunganku yang semuanya baru.
Siang itu matahari sangat terik, saat aku melewati lapangan menuju mushola disekolahku. Langkahku tiba-tiba terhenti, pandanganku menetap pada satu titik. Ah lagi-lagi dia. Dia satu sekolah denganku. Aku benar-benar senang karena penghitunganku benar kalau ia sekolah disini. Dia adalah penyebabku menyantumkan pilihan pertama disekolahanku ini. Mungkin, saat itu ia aneh melihat diriku, sosok anak baru, anak SMP yang sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya, yang masih terlihat sangat lugu dihadapannya. Entahlah ...

***

Esoknya hari terakhir aku mengikuti MOS, dan hari itu diisi dengan promosi ekskul-ekskul yang ada disekolah. Dan saat aku sedang memperhatikan kakak mentorku yang sedang menjelaskan. Tiba-tiba ada yang masuk, laki-laki dua orang, mereka dari ekskul voli.

Ah ... lagi-lagi dia.Sepanjang penjelasan yang ia berikan bersama temannya itu, aku hanya bisa diam-diam menatapnya, memperhatikannya lekat-lekat, pertama kalinya aku mendengar suaranya itu dan ia memperkenalkan namanya.
"Ya Allah aku bahagia, alhamdulillah" ucapku dalam hati.

***

Semua ceritaku dengannya, seakan seperti sebuah alur dalam ftv-ftv atau sinetron, tapi itu nyatanya. Meski rasa itu kini telah pudar. Dia tetap menjadi alasanku mengapa dulu ku pilih sekolah ini menjadi pilihan utamaku. Dia yang membuatku berusaha mengetahui tentang dirinya. Dia yang menjadi penyebabku mengikuti ekskul voli meski hanya sekali. Karena mengenalmu dan dekat denganmu adalah impianku.

Kini, aku telah berbicara dengannya meski hanya melewati pesan singkat dibbm. Meski sampai kini, dia tidak pernah tahu itu semua. Tapi, tidak penting. Karena aku hanya menganggapnya seseorang yang pernah ku perjuangkan hanya untuk mengenalnya.

Apakah ini bisa disebut sebuah kebetulan ? Tapi, bukankah tidak ada kebetulan, yang ada hanyalah TAKDIR. Apakah kamu juga termasuk dalam takdir dimasa depanku ? Apakah takdirmu menjadi jodohku ?


Kamu akan selamanya menjadi lelaki 
yang ku ingini pertama kali disekolah hijauku ini
Kamu akan tetap menjadi yang pertama
yang terkesan dihatiku dalam cerita disekolah ini


syifamaudiyah :)

Tidak ada komentar: