Senin, 21 Maret 2016

Impian yang Menjadi Satu

Dulu, kalau ditanya tentang cita-cita saya selalu menjawab "ingin jadi polisi". Kenapa? Karena saya suka. Tiba-tiba jatuh hati setelah melihat polisi wanita yang sedang mengatur jalanan dengan tegap berbalut seragam yang menambah kesan "keren"nya. Tapi cita-cita itu benar-benar tidak disetujui baik sama ibu ataupun bapak. Bapak sih boleh-boleh saja asal dibarengi dengan latian fisik, tapi ibu? Nooo! Benar-benar tidak boleh. Katanya, anak perempuan masa jadi polisi, daaan berbagai macam alasan lainnya. Saya berhentikah? Tidak. Saya tetep kekeuh ingin jadi seorang polisi wanita dengan seragam "kerennya" :)

Dari awal saya masuk SMA yang sebetulnya saya lebih ingin masuk SMK karena pandangan "abis sekolah mau langsung kerja" tapi tidak disetujui jugak, ibu sama bapak malah menyarankan saya untuk menjadi seorang bidan. Iya bidan! B I D A N. Yang jauuuuuuh banget sangkutpautnya (kecuali yang akhirnya polisi beristri bidan ya he he). Saya langsung menolak mentah-mentah dong saya tetep bilang mau jadi polisi haha. Gaya banget emang.

Dua tahun di SMA lama kelamaan mengerti tentang tujuan akhir dan lanjutan dari SMA dan tentang sebuah "passion". Tiba-tiba lagi saya lebih suka memahami orang, dengan berbagai sikap, sifat dan karakternya. Terlebih saya suka menganalisa dan menerka-nerka dengan kesoktauan saya haha. Tiba-tiba saya jatuh hati sangaaaat jatuh hati dengan dunia kejiwaan. Iya saya tiba-tiba tertarik dengan psikolog. Lalu, saya bilang dengan dua malaikat tak bersayap saya, saya "ingin jadi psikolog". Yaaaa memang bukan takdirnya kali ya, ditentang lagi hehe. Tapi seketika itu cita-cita dari SD saya untuk menjadi polisi terlupa begitu saja. Mungkin saya sudah paham kali ya yang namanya realistis haha. Iyalah! Saya mau jadi polisi tapi latian fisik nol besar haha. Dasar kau, Syif! Haha. Lanjut di psikolog, saya suka, saya jatuh cinta dengan dunia itu. Dunia memahami seseorang, itu kalau menurut pemikiran saya sendiri sebagai anak SMA yang mau lulus. He he he.

Dan mungkin karena ada faktor waktu kecil suka diajakin nonton film yang berbau action lebih seringnya sih ditontonin Jackie Chan dkk maka muncul lagilah keinginan untuk menjadi kriminolog. Alasannya? Ya karena saya suka memahami seseorang. Menganalisa mereka :) dan hal lain karena saya ingin menjadi anggota FBI atau CIA. Hahaha. Serasa hidup di kahyangan yak. But seriously, I wanna be like them as agent of FBI or CIA. For me, that was amazing and very very cooooool !!! :)

Tapi ya mungkin balik lagi ke ridho orang tua ridhonya Allah juga. Gak keterima juga saya ikut tesnya. Malah keterimanya di kebidanan (yang akhirnya saya ikuti walau setengah ragu karena pelajarannya yang banyak menghafal dan saya tidak suka biologi, cause so many animals in that books and I dont like!) Iya dulu pandangan saya tentang biologi adalah hewan. Isinya bukunya tentang hewan-hewan yang kalau saya buka bikin panas dingin, tremor, tiba-tiba lemes. Yap, saya punya phobia yang belum bisa berhasil buat diatasin huft :(. Saya coba suka dengan dunia ini, dunia yang saya sendiri pun gak yakin apa saya kuat liat darah dan proses ngelahirinnya itu sendiri. Setahun asrama, rasanya kaya bertahun-tahun ada didunia yang cepet-cepet pengin selesai, pengin udahan. Padahal baru tingkat 1 dan cuma setahun aja. Ketidaknyamanan itu ada. Rasa rindu rumah itu selalu. Baru pulang dari rumah terus balik lagi ke asrama dan tiba-tiba nangis gara-gara kangen rumah lagi itu selalu. Ya namanya perempuan ya.. Hahalibi. Tapi saya teteup jalanin. Telfon-telfonan sama temen sambil nangis, bilang gak kuat, gak betah, mau mundur, mau keluar jugak pernah. Tapi, support dari ibuk bapak sama mereka-mereka yang selalu ada bikin kekuatan sendiri. Terlebih temen-temen dikamar khusunya "Alamada" yang terima kasih banget selalu nguatin satu sama lain, peka, saling topang, walaupun kadang suka nyinyir-nyinyiran jugak; ya namanya perempuan. Maafin sissy ya teman-teman (hehe kalau kalian baca, cinta kalian banget deh). Terima kasih sudah mengajarkan, berbagi, peduli, apapun itu yang mungkin sedikit-demi-sedikit sifat-sifat sissy yaaaaang jelek banget ketika dulu sebelum dikebidanan ini sudah mulai terkontrol hehe.

Iya karena mereka, karena dosen-dosen, karena takdir-Nya. Tiba-tiba saya benar-benar jatuh hati. Jatuh sejatuh-jatuhnya dengan dunia ini. Dunia yang dulunya saya tolak tanpa pikir panjang ketika ibu sama bapak nyaranin. Semoga saya tetap istiqomah dan amanah ya. (Mohon doanya bagi yang membaca :))

Kamis, 17 Maret 2016

Ke-sederhana-an

Saya suka kesederhanaan.
Lebih suka malah.

Sederhana.

Sesederhana cara kamu melihat dan menatap.
Sesederhana cara kamu tersenyum lalu tertawa.
Seseserdaha cara kamu berjalan lalu terduduk bahkan tiba-tiba di meja itu kamu tertidur. Dengan perut terlipat yang entah darimana usulnya saya suka.

Suka saja sama semua ke-sederhana-an yang ada pada kamu.
Saya suka. Suara kamu ketika berbicara, bernyanyi walau kadang liriknya suka kamu ubah sesuka hati. Terlebih suara petikan yang dihasilkan jarimu bersama gitarmu.
Saya suka.

Sesederhana saya suka dengan kamu karena kesederhaan kamu.

Tetaplah membumi bersama kesederhanaan..



*disela jaga malam :)

Selasa, 15 Maret 2016

Tentang Berhenti Mencari Karena Sudah Menemukan

Semesta ajaib. Dari yang belum mengenal, tidak saling tahu. Ada dibumi bagian manakah. Bertahun - tahun melewati jalan yang sama. Mengucap doa yang sama. Semoga dibersamakan dengan dia yang tepat.

Semoga kita saling menjadi yang terakhir antara aku dan kamu.

Aku berdoa semoga kamu yang menjadi yakinku dalam setiap doa dan sujud yang ku bawa.

Karena ku sudah berhenti mencari. Hatiku telah jatuh dan menemukan. Kamu.

:)