Minggu, 06 Oktober 2013

Teruntuk Kamu Yang Disana

Hai ...
Apa kabar ? Baik kan ? Pasti baik. Harus !
Ingin sekali rasanya aku mengucapkan rentetan kata-kata sederhana itu kepadamu, untukmu. Kamu yang masih bersemayam dan sepertinya akan terus tinggal, melekat dalam hening ruang kepalaku. Berada dibagian manakah kamu, Sayang ? Cerebrumku atau cerebelumku ? Entahlah, dimanapun kamu .. "hai, aku merindukanmu"

Sudah ratusan menit dan jutaan detik melintas begitu saja tanpa hadirnya sosokmu, sekalipun bayanganmu. Jujur, kamu belum terhapus bersih dalam ingatan ini. Bahkan air mataku pun masih sudi keluar yang penyebabnya kamu.

Tiga hari yang lalu ...
Ketika kedamaian lingkungan baru sedang menyelimuti, tiba-tiba ingatan tentangmu masuk begitu saja tanpa bilang "maaf, permisi, saya ingin masuk ke dalam pikiranmu, apakah diperbolehkan ?". Etikamu dimana ? Oh ... Maaf aku lupa, kamu tidak belajar etika sedalam yang ku pelajari dan ku terapkan. Mungkin, jika kamu tau itu, kamu akan biasa saja atau malah menganggapku berlebihan. Tapi maaf, ini bukan berlebihan. Ini ciri kami. Ciri dunia baruku.

Selama sebulan ketika tapak kakiku perlahan namun dengan semangat yang membara menyentuh lantai "rumah baruku", tentangmu tak pernah mengangguku. Aku menjalani hari dengan damai dan tenggelam dalam renyahnya dunia baruku. Dunia yang pernah ku tepis sebelumnya, namun akhirnya ku masuki.

Dan kamu tau ? Dunia ini mengasyikan [amin].
Dan satu lagi, apakah kamu tau alasan aku memilih dunia yang pernah ku abaikan ini ? Karena aku ingin lebih lagi bersyukur dan memahami apa yang ada di dalam diriku; sebelum memahamimu.

Hai kamu ... sudah malam ya ? Apa kamu sudah menyelinap masuk dalam mimpinya ? Atau malah kamu sedang bermain-main dengan angin malam ini ? Menari-nari bahagia ?

Sedang apapun kamu, dimanapun kamu ... aku berdo'a untuk kamu, dan tolong jangan menghampiriku lagi dalam bentuk apapun itu.
Maaf bila helaian ini masih berpagutan ...


lepas aku dengan keheningan ini-cifa
syifamaudiyah:)