Kamis, 21 Desember 2017

Just Through It :)

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh ...

Bismillah

Tadi, barusan banget aku baru aja nonton vlognya salah satu youtuber perempuan favorit saya karena pola pikir dan sikapnya yang secara tidak langsung selama ini mempengaruhi kehidupan aku. Tentunya ke arah yang lebih baik.

Hari ini, beliau membahas tentang "suicide". Yang aku juga pernah baca kalau beberapa hari yang lalu ada artis K-Pop yang meninggal dikarenakan bunuh diri. Dan dia bilang "don't lose hope". Yap. Aku setuju.

Sedikit berbagi, dulu, duluuuu banget aku gak pernah berpikiran akan berhubungan dengan kata "suicide" itu. Menurut aku, dikepala aku, nalar aku itu tabu banget. Sampai pada waktunya, temen deket aku yang mengatakan "hal tabu" itu. Sedikit - banyak aku jadi tau, kenapa mereka sampai seperti itu. Ingin melakukan itu. Sebenarnya, jauuuuh didasar hatinya mungkin mereka gak ingin, tapi omongan - omongan yang bertebaran ditiap sudut kepalanya memerintahkan "dengan bunuh diri masalah akan selesai".

Dan satu juga yang aku tau, jangan sekali - kali mengatakan "masih banyak orang yang sayang sama kamu, gak mikirin orang tua kamu ? Atau orang - orang yang sayang sama kamu gimana perasaannya kalau tau kamu ngelakuin itu ?" DON'T. Please, don't say it! Karena dari jawaban yang aku terima mereka - malah - semakin - ingin - melenyapkan - dirinya.

Yang mereka butuh bukan itu. Mereka cuma butuh siapapun yang bisa mengerti apa yang mereka rasa, tapi ya lagi - lagi belum ada (menurut mereka). Padahal, kalau kita mau merenung lebbbihh dalam lagi, akan ada satu nama yang setia ada untuk kita -Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui. Bahkan yang tidak kita ucap sekalipun.

Aku bukan mau sok tau, atau sok ngajarin. Tapi, jujur kurang lebih seminggu yang lalu aku pernah berpikiran kesana. Iya melakukan hal yang dulu sangat tabu dibenakku. Karena ada sedikit masalah tapi efeknya ke aku rasanya besar banget, karena berhubungan dengan nyawa orang. Aku merasa "tidak layak" sebagai seorang tenaga kesehatan. Sedalam itu tekanan yang aku rasa dan itu aku buat sendiri. Sempat terlintas "apa meniadakan diri aja kali ya biar selesai?" Seriously. Berkali - berkali kalimat itu terulang dipikiran aku selama satu harian full setelah aku dapat masalah itu. Aku hampir putus asa. Astagfirullah ..

Tapi, tiba - tiba ada kalimat lain yang datang di kepalaku. "Semua orang punya masalah, dan mungkin masalahnya jauhhh lebih besar dari yang aku alamin, tapi mereka bisa melewatinya". Iya cuma melewatinya. Hanya tentang waktu. Dan ini juga tentang takdir Allah. Aku berpikir semuanya udah diatur sama Yang Maha Pengatur. Maha Tahu segalanya, dan fasenya ya aku harus melewati ini.

Akhirnya, muncul lagi kalimat "cukup sabar dan solat sebagai penolongmu". Aku ubah pemikiran aku, aku ulang - ulang terus kalimat itu. "Aku ngalamin ini udah qadarullah, Allah gak minta aku untuk nyelesain masalahnya dengan mikirinnya sampe lelah, tapi Allah cuma minta aku untuk sabar dan solat". Ya, sesimpel itu. Wait and shalat. Aku cuma butuh kuat untuk ngelewatin fase ini aja.

Finally, aku bisa. Dan benar, cuma sabar dan solat. Terus minta sama Allah diselesain masalahnya, dikasih kekuatan, ketabahan, keikhlasan, kedewasaan dan yang paling penting minta kemampuan untuk bisa belajar dari masalah yang ada supaya gak keulang lagi.

Sekian, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh ..

"When you have a problem, Allah don't asking you to think about it untill tired. Allah just asking you to wait and shalat" -as simple as that.

Jangan raguin kekuatan doa, terutama di tiga waktu mustajab : saat hujan turun, antara adzan dan iqomah, doanya buka orang yang sedang berpuasa.

Kamis, 21 Desember 2017

-syifamaudiy

Selasa, 10 Oktober 2017

Sebuah Doa

Apakah Allah ridho, bila aku memiliki gelar diploma, sarjana bahkan profesor. Namun, pemahaman ilmu agamaku selevel anak TK? -unknown

Ya Allah, datangkanlah dia - dia yang mau berjuang dan membimbingku menuju-Mu. Segera pertemukan dan persatukan kami dalama ikatan yang Engkau ridhoi, ya Rabb. Aamiin ...


Selasa, 10 Oktober 2017
Sebuah doa dariku untuk kehidupan kita kelak-
Semoga Allah ridho

Rabu, 16 Agustus 2017

Fobia Bukan Lelucon!

Fobia Itu Bukan Lelucon !

Fobia adalah rasa takut berlebihan pada suatu objek atau situasi tertentu. Yang bisa menyebabkan depresi, kecemasan atau bahkan kepanikan yang parah. Fobia dibagi menjadi dua jenis menurut ketakutannya :
1. Fobia spesifik, yang berkembang sejak masa kanak-kanak atau remaja.
2. Fobia kompleks, berkembang di masa dewasa.
Selain gejala psikologi, menurut sumber yang saya baca fobia bisa berdampak pada keadaan fisik, seperti disorientasi, pusing, mual, tubuh gemetar, telinga berdenging, bahkan sampai terasa sesak napas. (Sumber : alodokter.com)

Kenapa saya menulis ini? Karena menurut saya perlu. Saya sendiri adalah salah satu yang memiliki fobia dan itu sangat mengganggu. Ya kan? Apalagi ketika teman - teman kamu tahu kalau kamu memiliki fobia akan satu hal yang pada akhirnya mereka jadikan lelucon.

Percayalah, untuk kalian yang mengganggap fobia itu sebuah lelucon dan jadi bahan tertawaan kalian. Hilangkan! Untuk kalian itu mungkin sangat lucu, melihat teman atau orang lain menjerit ketakutan atau bahkan gemetar dan keringatan. Tapi sekali lagi, ini bukan lelucon. Kondisi itu bisa menjadi lebih seperti sesak napas dan akibatnya? Kalian tentu paham. Dan itu karena kalian.

Kalau kalian pikir, fobia adalah hal yang dibuat - buat. Silahkan kalian alami sendiri bagaimana rasanya punya fobia akan suatu hal. Bukan, bukan maksud saya menyerapahi agar itu berbalas ke kalian. Tapi, cobalah berempati. Kalau kalian tidak bisa menyembuhkan, jangan memperparah.

Saya menulis ini, karena jujur sudah lelah memberitahu mereka yang menurut saya "lebih memahami" tapi ternyata paling sering. Saya lelah memberitahu mereka sebagaimanapun pelan dan kerasnya saya memberitahu. Saya lelah mencoba menyampaikan bagaimana kondisi saya yang sebenar - benarnya ketika mereka melakukan itu. Di dalam tubuh saya menjerit - jerit, yang cuma bisa terdengar oleh telinga kepala saya.

Mereka, seperti tidak tahu, atau memang tidak tahu atau pura - pura tidak tahu. Mereka terlalu asyik dengan menjadikan "fobia" salah satu alasan mereka tertawa. Seberapa keraspun saya meneriakan didepan mereka bahwa "gue takut! Ini gak lucu! Ini fobia! Bukan takut biasa! Gue juga gak mau kaya gini. Ngertiin tolong! Stop! Aaaaak!" Mereka hanya tahu, ketika saya seperti itu mereka tertawa. Mereka tidak tahu malamnya saya tidak bisa tidur, karena timbul bayangan - bayangan pada objek yang saya hindari, pun saya coba menutup mata atau membuka mata. Sama saja. Dan setelah itu, tangan saya gemetar, jantung saya berpacu lebih cepat, dan keringat mengucur.

Hai, Kawan! Percayalah. Fobia bukan lelucon ...

Bagaimana lagi saya harus menjelaskan? Jangan membuat saya jadi menghindari kalian atau bahkan unrespect hanya karena hal yang bisa kalian tahan. Ini fobia dan bukan lelucon!


-salam Sissy
Saya menulis ini bukan karena bangga memiliki fobia, tapi tolong pahami kami-bersama-fobia-kami yang sedang berusaha untuk disembuhkan.

Sabtu, 05 Agustus 2017

Assalamualaikum, Kamu!

Assalamualaikum, Kamu!

Assalamualaikum, Kamu
Kamu yang kelak menjadi Imamku. Menjadi penggenap separuh agamaku. Sedang dimana kamu? Sedang apa?

Entah, kenapa tiba - tiba perasaan rindu ini menelusup hadir tanpa ancang-ancang terlebih dulu. Tetiba aku ingin menyampaikan -aku - mencintaimu - karena - Allah. Aamiin. Iya, untuk kamu kelak pendamping dunia - akhiratku. Aku mencintaimu karena Allah yang memberi rasa ini, rasa yang sudah ada sebelum kita bertemu sebagai sepasang manusia yang ditakdirkan berjodoh, yang sudah ada sejak kita belum dilahirkan dan ada di dalam Kitab Lauhul Mahfudz masing - masing.

Untuk kamu, yang kelak kita berbagi segalanya. Semoga kita dipertemukan dalam sebaik kesempatan dan dalam hati yang sudah tertaut. Semoga, ada aku dalam setiap percakapanmu dengan Sang Pencipta. Semoga, percakapanmu yang dijabah Rabbi untuk menguatkan aku di jalan ini. Bertahan dan perlahan terus memperbaiki diri dan hati. Sampai nanti. Sampai kita bertemu di masa depan nanti.

Untuk kamu, kelak teman sepanjang waktuku. Semoga Allah selalu ridho dan menuntun kita bertemu di jalan yang sama. Aamiin.


-05 Agustus 2017, ba'da dzuhur.
Merindu pada kamu, yang kelak akan menjadi sebenarnya tokoh di surat ini.

Wassalamualaikum Tampanku ...

_salam, pemilik bangku kirimu

Kamis, 08 Juni 2017

Insiden Telor Ceplok

Harusnya aku biasa saja
Harusnya aku tak perlu gugup
Hanya telor ceplok
Iya!
Telor ceplok
Yang biasa kubuat dengan segenap hati
Tapi, kala itu
Entah meluap kemana semua itu
Terisi dengan gugup bercampur garam dan bentuk yang absurd

Oh maaf, aku gugup, Puan

Sebenarnya (Bukan) Masalah

Sebenarnya bukan masalah. Bila - jika - seandainya hal itu sudah tidak ada lagi. Tidak ada lagi keinginan seperti dulu. Tidak ada lagi keinginan untuk berlama-lama ngobrol via chat. Tidak ada lagi keinginan untuk membahas apapun yang bisa menimbulkan efek tersenyum sendiri.

Tapi ini jadi masalah. Karena semua hal itu ada. Ingin kembali mengulang. Ingin kembali menikmati masa-masa itu. Ingin kembali tersenyum bersamaan dengan perut yang sedikit tergelitik oleh karena chatingan dengan yang di seberang sana. Sayangnya, hal yang tak bisa diulang adalah waktu. Yang bersisa hanyalah kenangan. Yang tugasnya hanya untuk dikenang. Tanpa bisa diapa-apakan lagi. Cukup-dikenang.

Rabu, 07 Juni 2017

Tapi Apa ?

Ada yang belum selesai
Tapi apa?
Ada yang masih mengganjal
Tapi apa?
Ada yang terasa masih tertahan
Tapi apa?
Ada yang belum lepas
Tapi apa?
Ada yang butuh diperjelas
Tapi apa?

Kamu. Satu kata bermakna banyak.

Rabu, 19 April 2017

Mari, Bercengkrama Sejenak

Aku langsung saja
Tak bisakah?
Kita kembali seperti sebelumnya?
Menggelegarkan suara tawa

Aku minta waktumu yang sibuk itu sedikit
Waktu yang mungkin bahkan hanya secuil
Dari waktu ketika otakmu tengah sibuk merangkai kata
Untuk kamu bagikan bebas dengan dunia mayamu

Mari, kita bercengkerama sejenak
Kembali merapatkan diri
Melunturkan ego untuk siapa yang lebih dulu menyapa

Mari, kita atur kembali helaan napas yang sempat tersengal
Akibat emosi yang mengepul bersama jejak kesal

Hai, Kawan
Ada ego yang membuat bodoh
Ada amarah yang menelusuri pembuluh darah
Tapi, ada rindu yang lebih menggebu
Mengalahkan itu semua
Untuk tetap bersamamu

Hai, Kawan
Aku rindu
Mari kita bercengkarama sejenak
Aku rindu
Sungguh
Akuku tak tahu malu
Dihadapanmu

Bekasi, 18 April 2017
-sissy

Selasa, 18 April 2017

Semesta, Besok Pemilu!

Semesta,
Untuk kamu dibagian Jakarta

Semesta, besok pemilu
Putaran kedua
Kamu tentu sudah melihat
Riuhnya seperti putaran pertama

Ah! Kenapa mesti diputar dua kali?
Putaran sekalipun sudah cukup membuatku linglung
Yang satu menebar janji
Belum terbukti tapi ...
Yang satu membawakan bukti
Dan ... Ah sudahlah ...
Kamu sudah tahu, tentu saja

Semesta, besok pemilu
Aku harus bangun jam berapa?
Tidak bisakah waktunya ku gunakan untuk tertidur?
"Tidur saja, bila ingin Jakartamu pun dipimpin dengan yang suka tidur"
Tiba-tiba sisi lainku bersuara

Semesta! Besok pemilu!
Aku pilu
Membayangkan sendiri dibilik saksi bisu
Menggenggam selembar kertas berlipat bergambar empat orang
Harus ku hitamkan atau aku silangkan?
"Tentu saja kau contreng, Cinta" ada yang berteriak kembali
"Di-coblos lebih aman, Sayang" suara lembut mengalun

Semesta! Besok pemilu!
Ada yang bilang golput bukan solusi
Dua atau tiga?
Aku pilih delapan
Bulan lahirku!

Semesta, besok pemilu
Semoga Jakarta kami lebih baik
Termasuk manusianya

Semesta, besok pemilu!

18-08-2017 23.39 WIB -

Jumat, 17 Maret 2017

SISISE ?

Hai!

Akhirnya jebol juga tahun ini karena postingan sebelumnya.

Mau sedikit bercerita tentang mereka. Mereka yang kadang membuatku kecil. Membuatku seperti bukan siapa-siapa. Tidak tau apapun. Membuatku berpikir betapa kurangnya pemahaman ku tentang sejarah, politik, bola, kopi, bahkan reproduksi.

Dengan mereka, aku merasa benar-benar kecil. Merasa kurang dan tak ada yang patut dibanggakan.

Tapi, karena mereka. Aku merasa butuh memenuhi yang kurang. Aku merasa harus memperbaiki pemahamanku tentang apapun termasuk politik (yang selalu aku hindari). Bukan agar aku ikut campur, hanya sekedar tahu agar tidak semakin bodoh karena ketidaktahuan yang dibiarkan.

Karena mereka, aku harus melebarkan pandanganku yang tidak hanya seputar duniaku, tapi ada dunia yang lain yang harus kutahui untuk ku pedulikan. Kita hidup saling berikatan. Saling mempengaruhi satu sama lain. Kalau satu jomplang, yang lain bisa jatuh. Hidup harus seimbang.

Karena takdir, kami terbentuk meski belum pernah bertemu.
Hanya sebatas menatap layar ponsel masing-masing untuk kemudian membicarakan apapun. Dari yang serius seperti politik dikastil ini sampai yang awkward seperti dalaman. Iya dalaman. Entahlah, kami memang seajaib itu ..

Namanya, "Sider , Situ Sehat?"

Lucu. Tapi gak ketawa sih. Hehe

Kenapa namanya itu? Sebenarnya kami adalah hasil dari perpaduan dari makhluk-makhluk yang suka berbicara ditengah malam. Awal grup ini dari sebelah yang mungkin bisa dibilang kagum karena seseorang.

Kalau saja, aku waktu itu tidak gabung digrup
Kalau saja, aku tidak memberanikan diri untuk ikut berkomentar dikolom chat
Kalau saja, aku tidak ikut acara telfonan tengah malam
Kalau saja, aku tidak membuka suara untuk ikut bergabung obrolan
Kalau saja, aku menyerah dan keluar

Mungkin, aku masih dengan duniaku. Nyaman dan berkutat dengan permasalahan yang itu-itu lagi, tak terselesaikan, makin menganga.

Karena mereka, aku sedikit demi sedikit mengubah arah pandangku. Tak lagi hanya memakai kaca mataku. Tak lagi hanya memposisikan dari caraku. Mereka mengajarkan dengan caranya. Dengan lisan ataupun tindakan. Sesederhana itu.

Karena mereka, aku mencoba kembali suka dengan membaca, tak hanya novel. Masa lalu dan sistem demokrasi dikastil ini. Sepertinya, buku-buku tentang itu aku harus ikut memasukannya dalam daftar buku yang harus ku baca. Untuk memenuhi apa yang harus ku penuhi.

Ah! Rasanya aku jatuh cinta berkali-kali dengan mereka.

Dengan cara mereka memandang, mengungkapkan, bersikap. Aku seperti punya kesempurnaan karena mereka. Mereka ada untuk melengkapi-ku. Haha. Dibilang lebay pasti.

Hai,
Uninov, perempuan yang satu-satunya aku panggil uni karena kita satu kampuang haha. Terima kasih uni sudah mau dipanggil uni

Hai,
Ka Hisni, sikembar pipi. Entah kenapa aku senang memanggilmu ka hisni, itu seperti kesatuan. Padahal kita hanya beda beberapa bulan.

Hai,
Bang Aris, satu yang selalu ku ingat, suara kaleng-kalengmu ketika kita bercengkerama via gelombang

Hai,
Abileupilkuh, makhluk yang mungkin kita sama, sama-sama hidup dengan ketidakjelasan hahaha

Hai,
Kang Abii, bapaknya kita semua haha canda kang. Terima kasih kang buat cerita-ceritanya yang selalu kang Abii bagikan untuk kita. Karena itu pengetahuanku bertambah. Alhamdulillah

Hai,
Karetakuh, sosok perempuan yang kembali mengajarkanku, untuk coba memahami, dan jangan pergi

Hai,
Mba Andin, entah kenapa setiap melihat namamu dan rentetan kalimat yang terukir dikolom chat kita, aku merasa mba Andin sederhana. Iyakah? Kalau iya, aku suka. Aku selalu suka dengan kesederhanaan

Hai,
Kaim, ka ima sang penyiar yang suka kita gangguin kalau lagi siaran haha. Terima kasih kaim secara tidak langsung kaim mengajariku sesuatu

Hai,
Mifta, anak sd. Tiap liat foto kamu aku ngerasa kamu masih pakai seragam merah putih bukan seseorang yang sedang menyusun skripsi haha

Hai,
Kang Aenur, meski jarang muncul, tapi sekalinya muncul membawa ilmu, terima kasih kang. Tapi, aku masih tidak paham dengan rumus perkalian tentang usia reproduksi yang pernah kang aenur jelaskan

Nah kan? Bahkan tentang reproduksi pun kita membahasnya. Aku bilang ini aku bisa jatuh cinta berkali-kali dengan mereka ya karena mereka adalah mereka. Dengan sejuta keajaibannya haha.

Dan ...

Hai,
Babang Tama, sianak bocah yang terlihat tidak seperti bocah. Terima kasih, sudah selalu menjadi penghibur dikala lara. Halah. Be brave, be strong, be a good man tam bukan boy haha (ngomongnya ala mamanya munel). Semoga cintamu bahagia diakhir. Aamiin

Hai,
A Lutfi, aku bingung mendeskripsikannya. Jarang muncul sih. Tapi sering update ig. Huft. Tapi, ada satu yang ku kagumi darimu a, saat kamu bilang akan mengajar ngaji. Ah! Rasanya aku mau ikut ada disana. Tempat yang pernah kamu kirimkan fotonya. Ikut belajar dengan mereka.

Hai,
MyNuy, princess of qtang haha. Keapa-adaanya kamu mengajarkanku meski jauh. Bahwa sesekali kita tidak harus selalu jaga image. Cukup tahu tempat dan situasi. Tapi, bersama kalian aku polos. Kalian serasa nyata.

Hai,
Ka Ece, partner profesi aku jarak jauh. Jadi bidan mengagumkan kan ka? Hehe semoga setiap langkah ka ece selalu didukung sama ibu, bapak. Aamiin

See? Jatuh cinta terkadang tidak melulu soal mata, tapi rasa nyaman lebih utama. Mengenal mereka adalah keajaiban. Jauh tapi dekat. Serasa keluarga. Awalnya curhat sedetik kemudian bisa berubah serius berdiskusi tentang penyakit dikastil ini. Atau sebaliknya, sedang berdiskusi serius bisa melenceng jauh ke hal absurd yang tak terduga.

Haisss, banyak. Akhirnya rampung juga. Tetap ajaib, Kawan!
Sekian dan terima kasih.

Sider, Situ Sehat?
Bolehkah aku menyingkatnya jadi SISISE? haha. Aku penasaran bagaimana kita bertemu nanti? Entah ... Kapan ...
Semoga tidak sementara dan semoga Allah ridho. Aamiin ...

Jumat, 10 Maret 2017

Ular Tangga



#UlarTanggaTheMovie
.
Sedikit mengulas tentang film yang tadi ditonton bareng mereka.
.
U-L-A-R-T-A-N-G-G-A
.
Film ini perdana tayang serentak di Bioskop hari ini, Kamis, 09 Maret 2017. Film yang diproduksi oleh Lingkar Film dan disutradarai oleh Arie Aziz ini bergenre horor dengan durasi 94 menit.
.
Film ini mengisahkan beberapa mahasiswa/i yang merupakan anggota Pipala, semacam pecinta alam gitu (saya lupa kepanjangannya). Dalam film ini, mereka berenam akan mendaki gunung, tapi sebelum mereka melakukan pendakian Fina, salah satu dari mereka mendapatkan mimpi tentang perjalanan mereka nanti. Mimpi yang sedikit banyak bikin Fina khawatir dan ia coba menjelaskan tentang mimpinya, tapi tidak ada yang percaya. Alhasil, mereka tetap melakukan pendakian.
.
Yang akhirnya mereka menemukan sebuah permainan yang sudah terkubur lama. Namanya ular tangga. Disini, cerita degdegkan-teriak-tutup mata-ngos-ngosan dimulai. Bahkan ada beberapa bagian yang bikin ketawa-tawa disaat yang lain serius (ini kayanya emang kitanya aja yang eror😂)
.
Kekurangan dari film ini, menurut kami nanggung, kurang greget istilahnya. Suara pendukungnya sih udah pas cuma alur ceritanya masih bikin kami mikir-kenapa gitu-alasannya apa. Jadinya selesai nonton, jadi saling tanya-maksudnya si-ini kaya gitu apa.
.
Satu yang paling saya banggakan dari film ini adalah ketidakadaan adegan yang aneh-aneh seperti film horor Indonesia kebanyakan. Yang tiap mau nonton film horor Indo tuh rasanya udah males duluan. Tapi, film ini menyajikan tepat sesuai genre dan tidak melenceng. Alhamdulillah ...
.
Secara keseluruhan menurut saya (kami sih lebih tepatnya), filmnya recommended. Cocok buat latihan yang gak suka film horor jadi suka horor haha. Penasaran? Tonton aja bareng-bareng mereka yang ada terus posting deh foto 5 tiket kalian dan mention ke @ulartangga_themovie siapa tau selesai nonton jodohan sama gambar-gambar pahlawan warna-warni yang banyak😂
.
Sekian, ini hanya ulasan bukan mencoba menjadi spoiler hehe. Semoga perfilman Indonesia makin berbobot! -dan kita dapet hadiah, eh?😂
.
"Setan gak akan bisa membunuh manusia, hanya bisa menyesatkan pikirannya"

"Semoga nanti kita tetap utuh"
.
#FilmHororIndonesia
#LingkarFilm
#UlarTanggaTheMovie
#HadiahFilmUlarTangga

Rabu, 08 Maret 2017

Ternyata (Tidak) Bahagia

Sumber : google.com
#StopKekerasanPadaWanita 
.
Sedikit bercerita tentang dunia saya; dunianya para perempuan sepanjang siklus daur kehidupannya.
.
Beberapa bulan yang lalu saya pernah baca tulisan salah seorang suami diblog pribadinya tentang : Bunga, Lala dan sederet perempuan lain yang lagi-lagi disebut sebagai Bunga atau Lala, termasuk istrinya.
.
Dalam tulisannya dia bercerita kalau sebenarnya dulu istrinya adalah seorang Bunga atau Lala.
.
Kalau dipikir setelah melahirkan semua perempuan akan merasa kebahagiaannya lengkap, tidak sepenuhnya benar. Karena masih ada mereka, (Bunga, Lala dan istrinya) sebagian dari perempuan yang harus berjuang mati-matian melawan post-partum-depression.
.
Post partum depression adalah tingkat lanjut dari Baby Blues. Kecemasan dan ketakutan berlebih akan ketidakmampuan mengurus anak yang sudah dilahirkan.
.
Alhasil bisa berlanjut pada kisah seperti seorang Bunga atau Lala.
.
Bunga, dengan kisah keseharian pasca melahirkannya dilalui dengan penuh air mata dan rasa cemas, berkali-kali harus melawan dirinya sendiri, saat pisau di dekatnya kerap dia todongkan pada bayinya. Bahkan nyaris kehilangan nyawa, sebab baginya, dia atau anaknya yang mati.
.
Lala, yang setelah melahirkan sering mendapati tubuhnya membiru, dingin, dan gemetar, seperti mau mati. Ia pun takut keramas, takut bila matanya harus tertutup, membuka mata dalam keadaan tak bernyawa. Lala takut keluar rumah, takut mati di jalan. Lala takut ketemu orang baru, takut dibunuh.
.
Dan beberapa tahun yang lalu, istrinya beliau adalah Lala dan Bunga. Istrinya pernah nyaris membunuh bayi mereka. Hidup berhari-hari di kolong kasur karena takut mati.
.
Lala, Bunga, dan Istrinya beliau adalah sama. Beberapa dari perempuan yang pasca melahirkan tidak mendapatkan kebahagiaan sempurna, melainkan dianggap gila dan tak ada seorang pun yang peduli dengan keadaan itu.
.
Suami mereka kemana? Ada. Tinggal satu rumah, hidup dalam satu kamar, tapi tak peduli, karena belum mampu memahami. Padahal istri mereka sedang berjuang, melawan sendirian. S-E-N-D-I-R-I
.
Sampai akhirnya, suatu ketika istri beliau memeluknya sambil berurai air mata, memintanya untuk membaca artikel-artikel tentang Post Partum Depression. Ia hanya minta untuk dipahami.
.
Pesan beliau :
Saya mohon, dengan sangat, kalau sampai itu terjadi, tetaplah di sana. Tetaplah di sisi perempuan yang kalian ikat dengan janji suci, peluk dia erat-erat, dan ikutlah berjuang. Bertahanlah, wahai para Ayah… Saya bersumpah atas nama Tuhan, bahwa Post Partum Depression bukanlah hal yang mudah untuk dilewati sendirian. Perempuan yang memelukmu sambil berurai air mata, benar-benar butuh pertolongan. Sangat membutuhkan.
.
Kenapa menurut saya ini termasuk kekerasan pada perempuan? Karena, diabaikan oleh orang terdekat, oleh mereka yang dianggap mampu paling memahami adalah menyakiti-secara-perlahan.
.
Sekian, cerita tentang #Perempuan versi saya. Mari lebih peka, terhadap diri sendiri atau pasangan. Semoga bermanfaat #Perempuan #StopKekekerasanpadaPerempuan #IndonesiaMenulis #IndonesiaMembaca #TantanganKawanMengagumkan