Selasa, 29 September 2015

Telan Sendiri

Rindu kepada kamu dibelahan bumi mana. Entah apa yang ku rindu. Kata teman-temanku kamu tak pantas dirindu. Kata logikaku mungkin sama begitu. Tapi kataku? Aku rindu.

Entah rindu apa. Tapi aku rindu. Tapi aku tidak bisa bilang. Rindu yang sia-sia kan?

Kalau ada keajaiban yang tak pernah teriyakan dalam pikiran tentang kamu dan aku. Ku amini ya dalam hati.

Hai rindu. Aku rinduuuu. Tapi.. Baiklah. Ku telan sendiri...

R- Fight Song

Jumat, 04 September 2015

Sebelum Semakin Jauh

Aku berhenti. Berhenti dititik ini. Yang memang belum membawaku pindah. Masih dititik ini. Titik awal kita berbicara. Tak jelas.

Aku berhenti. Aku mundur. Atau aku ingin mencari jalan lain. Terima kasih telah menjadi bagian untukku memulai. 

Aku berhenti. Aku takut. Sebelum semuanya semakin jauh. Aku berhenti. Pada titik yang belum membawaku kemanapun.

Terima kasih.

Selasa, 01 September 2015

Terbiasa dengan Ketiadaan

Pagi langit dan kamu

Akhirnya dia pergi. Iya dia beneran pergi. Kamu sih lebih tepatnya. Tapi ku gak suka caramu pergi. Awal kita mengenal baik dengan senyuman harusnya kamu pergi pun dengan senyuman juga. Tapi ini? Malah dengan keadaan yang...hm mengerikan haha.

Kamu lagi apa sekarang? Semoga harimu lebih baik dan bahagia ya.

Cuma beberapa saat kok. Aku bisa ko. Yakan? Hm semuanya cuma butuh terbiasa, terbiasa dengan ketiadaaan. Seperti kalimat dari novel yang pernah ku tunjukan padamu untuk kau baca agar tidak bosan dengan bau obat ataupun cairan infus. Tapi kamu menolaknya, gak suka baca novel, sukanya nonton film atau mending belajar; katamu. Harusnya kamu juga bisa bilang itu ke dirimu sendiri. Lebih baik kamu belajar daripada..hm you know what I mean.

Semangat ya semangaaat. Semoga kita bisa ketemu lagi dalam sebaik-baik keadaan. I wanna be your best friend, but actually you won't it perhaps (?) Hehe.

Terima kasih pernah mengajarkan :)

-tadi pagi