Senin, 01 Juli 2013

Tiga Tahun Dalam Maya

Termenung dalam rasa. Rasa yang berjuta-juta detik lalu pernah menghadirkan kita. Ah… kita ? Iya kita, aku dan kamu, sayang. Berawal dari sebuah kebetulan yang kita kenal sebagai takdir. Masih ingat kan betapa dulu kita dekat, sangat dekat. Bahkan suaramu saja sampai-sampai ku hapal. Tetiba layar ponsel menandakan kehidupannya, ku tahu itu kamu. Kamu tahu ? Dulu. Ku selalu menanti-nantikan percapakan luntang-lantung tak tentu arah kita, setiap malam. Aku selalu berharap mendapatkan “telepon gratis” dari operator tapi nyatanya ku tak seberuntung kamu, karena tiap percakapan kita, kamu yang memulai. Kamu bercerita apapun atau bahkan menjailiku tentang masa lalu. Hahaha ku tahu kamu pasti tertawa ketika membaca kalimat tadi. Menyebalkan. Tapi ku akui itu part of sweet memories that we ever had. *senyum*

Oh ya… Masih terajut halus dalam benakku tentang mimpi yang tak pernah ku tahu bahwa itu hanya angan atau bisa menjadi sebuah kenyataan. Kamu masih ingat ? Tentang sehelai rencana kita yang begitu tulus ‘tuk berjumpa. Karena jemari-jemari ini tak sanggup menahan kekosongannya dan bahkan lengan ini pun tak sabar ingin merengkuhmu, melingkarkan kekuatan akan kita. Sungguh manis bila mengingat itu. Akankah terwujud ? Aku serahkan semuamya pada takdir seperti saat ia memperkenalkan kita.

Hingga waktu terus berjalan dan tak bisa berhenti karena hidup ini realita dan bukan fairy tales atau bahkan … jangan… jangan kamu berharap hidup kita ‘kan semudah doraemon. Sungguh, buka matamu. Lihat dunia ! Menyakitkan … tapi menjadikan kita pribadi yang kuat. Oh ya… aku lupa cerita padamu, kalau sekarang aku telah lulus dari pendidikan 12 tahunku, bahagia… bebas… tapi ku tahu didepan masih banyak ranting-ranting bahkan batang pohon besar yang sedang menungguku ‘tuk menyingkirkannya. Aku tahu, hidup itu tak pernah mulus. Kita hidup dalam kenyataan bukan dunia maya. Karena seberapa banyak teman yang kamu miliki, takkan berarti ketika kamu butuh pelukan hangat meneduhkan, bila ternyata ia hanya maya tak pernah nyata.

Tiga tahun kita dalam maya. Entah, mungkin maya yang ini berbeda. Kau seperti nyata ‘tuk bisa ku raih meski hanya angin. Tiga tahun yang lalu, ketika kita mulai mengenal dan memahami tentang arti sebuah jalinan yang kita sebut “sahabat”. Manis ya ? Aku tak pernah menyangka akan hubungan yang sejauh ini. Tiga tahun yang lalu, ketika ku masih mengenakan seragam putih-biru, hingga kini ku telah melepas seragam putih abu-abu, kamu masih ada bersamaku. Merengkuhku dengan kalimat do’amu.

Untuk kamu, yang ku maksud dalam rangkai kata ini. Anggap saja aku memiliki penyakit “Athazaoraphobia” terhadapmu.


teruntuk kamu;
yang ku reka dalam jejak khayal

Percaya atau ngga ? Ini tiga tahun yang lalu, lucu ya? atau malah aneh ?
maaf :) 
Maluuuu ! *senyum manis* :p



syifamaudiyah:)

3 komentar:

Unknown mengatakan...

wihh.. kerennn..

agak nyempil2 lirik lagu gitu.. hahahha

Ikha Zun ELF mengatakan...

Gw nangis,sip. sumpah!! :')
gw bener2 pngen bngt ktemu kalian... impian gw!
krna prsahabatan "Tiga Tahun Dalam Maya" ini, krna sudah selama ini, gw hampir gk prcaya dgn kata "Maya". ini nyata! persahabatan ini REAL!
semua hnya mslh waktu. KITA PASTI KETEMU! Insya Allah...
Thank u, Syifa Maudiyah sayang :')

maudiyahs mengatakan...

aaa jangan nangis :') oneday we'll meet yaaa, ntah dibandung, jkt, atau malah di makasar :p