Sabtu, 20 Juli 2013

Untuk Kamu si Lelaki Jogja

Entah sudah berapa minggu setelah itu, setelah otakku terasa terpalu oleh kalimatmu.


"Kamu bebas oleh definisi yang kau ciptakan sendiri"

Yap, kalimat itu terus mengiang-ngiang dalam kepalaku, terus menyerbuku dengan jutaan pertanyaan.

"Lo selama ini siapa? Sebetulnya lo tuh orangnya kaya gimana? Terus definisi orang lain tentang lo gimana? Terus, lo sendiri mendefinisikan sosok diri lo sendiri itu seperti apa? Apa lo cuek? Apa lo sombong? Lo ngerasa pinter? Lo iri-an? Lo yakin lo bisa ngejalaninnya? Apa lo mampu? Lo maunya apa sih?" Dan kata-kata lainnya yang masih bergelayut dalam kepalaku.

Sungguh, sepotong kalimat itu mampu mengobrak-abrik jalan pikiranku, seakan-akan aku seperti disadarkan oleh apa yang selama ini tak pernah ku tahu padahal harus ku tahu dan ku tela'ah.

"Kamu bebas oleh definisi yang kau ciptakan sendiri" lagi-lagi kalimat itu seperti berbicara padaku. Mengingatkan dengan tegas akan definisi yang ku buat untuk diriku sendiri. "Gue itu siapa? Kaya apa? ....." Ah... Bang Bara, kenapa tweet-mu harus muncul bertepatan ketika mataku sedang menjelajahi lini waktu? Takdirkah? Mungkin. Mungkin kau takdir yang Pencipta kirimkan untukku, untuk mengubah sikapku selama ini, untuk menyadarkan betapa pentingnya "menghargai diri sendiri". Karena selama ini, aku hanya mengikuti lalu menjalani tanpa tahu aku ini siapa dan harus melakukan hal apa untuk diriku sendiri.
                                                                                                                                                                  
Aku hanya mengikuti alur, saat aku harus lurus ya aku lurus, ketika ku harus belok kanan atau kiri ya ku ikuti; sesuai jalannya. Ketika ada lubang, ya harus ku hindari, atau kalau tak sempat terpaksa ku harus terlompat dari tempat duduk karena lubang itu sedikit membuat guncangan, mengganggu kenyamananku. Dan kenyataannya, bila ada orang yang komentar akan diriku seperti ini seperti itu tak sesuai dengan pandangan mereka, lalu tanpa ragu ku ubah diriku menjadi seperti seharusnya yang mereka ingini [penjelasan ini terlalu absurd, hanya ku yang tahu] tak mempedulikan bila akhirnya aku melenceng jauh dari jalur yang harusnya diriku.

Kalimatmu seakan-akan menghipnotisku tanpa basa-basi, tepat mengenai sasaran.
"Kamu bebas oleh definisi yang kau ciptakan sendiri"
Delapan kata, enam kali spasi, dan empat puluh tiga huruf. Simple. Namun nyatanya, makna dari kalimat itu tak sesederhana ketika membacanya.



Hai kamu siempunya kalimat, silelaki Jogja yang membuatku penasaran pada Djendelo Koffie, bisakah kau ajari aku, bantu aku untuk memahami maksud "definisi" akan diriku sendiri. Tolong tanggung jawab akan setiap huruf yang kau luncurkan hingga kini merasuk masuk sangat dalam ke benakku, dan tak ingin keluar.


syifamaudiyah:)

Tidak ada komentar: