Minggu, 30 Desember 2012

Kenangan Termanis :)

Kurang lebih 4 bulan lagi aku, kamu, kalian, kita akan menempuh babak baru. Yang lebih mengerikan, lebih mengundang "stress". Lebih mengundang kedewasaan untuk bersikap dan memandang. Jujur atau tidak. Itu ada dalam hati nurani. Kita semua tak akan beda dan akan menjadi beda (kelak). Tapi kenangan manis kita akan tetap ada tak peduli jujur atau tidak. Tak peduli atau peduli, kenangan itu akan tetap bersama hati terpencil kita meskipun berada di tempat yang paling sudut, jauh dari mereka-mereka yang selalu kita sayangi dan ingat. Tapi kenangan kita, cerita kita, kisah kita akan selalu ada.
Aku bangga punya kamu, sayang :')

Dua tahun hampir dua tahun, terdengar singkat untuk "sebuah perjalanan mencari jati diri" tapi tak terasa telah begitu banyak cerita-cerita manis tercipta alami tanpa dibuat-buat karena ini kita :)

Dalam waktu hampir dua tahun, kita saling mengenal bahkan dekat hampir sangat hingga mungkin tak ada jarak untuk menyembunyikan rahasia. Awalnya rahasia tapi ? Sungguh, kelas kita terlalu polos, sayang. Bilang ini rahasia nyatanya terungkap juga. Lucu. Menggemaskan namun terkadang menjengkelkan tapi ? Itulah kelas kita, sayang. Berbagai macam sifat, sikap, ucapan, tindakan, tak masalah. Karena kita semua seperti dalam "tubuh yang sama".

Entah, kenyamanan apa yang aku dapat dan rasakan setelah hampir dua tahun berada dalam "kelas berbeda" ini. Kelas kita memang berbeda, sayang. Berbeda sangat berbeda bila dibandingkan dengan kelas lain. Kelas yang selalu terpojokkan, selalu digunjingkan, selalu membuat masalah, selalu ribut, tak pernah bisa berhenti bicara (kecuali guru killer), tak pernah bosan untuk selalu berisik, tak peduli sudah berapa banyak peringatan yang diberikan. Kelas yang selalu dibicarakan dalam rapat pleno tentang macam-macam masalahnya. Kelas yang terkenal dengan anak-anaknya yang selalu masuk ruang bk (bimbingan konseling), entah karena telat atau memang punya masalah tersendiri atau bahkan sekelas. Tak bisa dielakkan, nyatanya seperti itu. Itu kelas kita, sayang.

Tapi, dibalik semua itu. Kita tetap "satu tubuh" dengan rasanya masing-masing, dengan tugasnya masing-masing, dengan peran manisnya masing-masing. Kita memang berbeda, sangat berbeda. Tapi "kita satu". Hari ini, saat aku mengenang cerita ini, aku teringat pada satu kalimat dari wali kelas kita sekarang, ketika masalah yang mungkin terasa lebih berat mengguncang kelas kita. Beliau mengatakan pada salah satu orang tua dari kita "kelas ini memang sangat kompak, bu". Ambigu. Suatu pujian atau bermakna konotasi terhadap tingkah-tingkah kita selama ini. Tapi nyatanya memang begitu. Itulah kita. Berbeda. Dan akhirnya kita mewujudkannya, "kita memang kompak" tanpa senyum palsu !

Kelas kita memang bertitle "orang yang serius, pendiam, tak ricuh, pintar" tapi nyatanya ? Adanya kita seperti ini. Ini kita (yang masih terlalu anak kecil, yang masih belum bisa memandang dengan perasaan dan logika, dengan kedewasaan usia, dengan mata seusia kita). Kelak kita pasti berubah, sifat dan sikap itu pun pasti akan luntur bersamanya detik yang terus bergeming menuju hari baru.

Sayang, kita semua sama, kita semua satu, kita semua merasakan hal yang sama. Perih, sakit, sedih, kecewa, kesal, haru, bahagia, senang, tawa, canda, ceria, tangis, marah. Kita pernah merasakan hal itu semua bersama-sama dengan satu perasaan, sayang.

Tak terasa atau bahkan sangat terasa ? Entahlah. Dulu hingga sekarang. Kita menjadi satu. Melebur semua perbedaan yang ada, yang tercipta. Menyatukan visi dan menjalankan misi. Tak peduli siapa yang akan menang dari kita. Intinya "kita semua adalah pejuang dan pemenang". Tak ada yang kalah. Karena kita berjalan bersama, berjuang bersama, meneguk pahit dan manis bersama.

Terima kasih, sayang. Untuk kelas yang sangat berbeda ini. Kelas yang mengajarkan aku apa arti ke-bersama-an, ke-kompak-kan, ke-setia-kawan-an, rasa sakit serta cara untuk bangkit. Kelas yang mengajarkan aku "kedewasaan", "kebahagiaan". Kelas yang selalu memiliki senyum dan tawa khas-nya. Kelas yang selalu punya cerita-cerita lucunya (pahit dan manis).

Hari ini, detik ini, terus berjalan, tak akan pernah bisa berhenti disatu titik yang kita ingini. Semua kenangan ini akan tetap terukir dalam hati kita masing-masing (kelak kita akan menceritakan ini, mungkin atau tidak) tak akan pernah bisa kembali, hanya bisa dirasakan. Karena sejatinya, kenangan seperti itu, selamanya akan seperti itu. Tak bisa diputar kembali seperti dvd atau film-film yang sering kita tonton bersama dikelas. Kenangan hanya bisa dirasakan, sayang ...

Terima kasih guru-guru yang sudah bersedia untuk diri kami, masalah-masalah sepele dan konyol dari kami.
Terima kasih untuk guru-guru yang menyediakan separuh pikirannya untuk kami. 
Terima kasih untuk guru-guru yang sudah sangat sabar menghadapi kami, menjadi wali kelas kami, dan menjadi sepotong cerita untuk melengkapi kisah kami yang kelam ini namun berkesan.
Terima kasih untuk wali kelas dan guru pembimbing kami yang berusaha untuk selalu membela kami. Maafkan, kami terlalu menjadi makhluk-makhluk menyebalkan, menjengkelkan, membuat jantung dan aliran darah lebih terpacu.
Terima kasih atas perjuangannya :)
*sejatinya, guru-guru yang awalnya menyebalkan dimata kami, tapi akhirnya melekat dihati kami dan kemudian tak terlupakan, menjadi bagian yang terindah karena sosok mereka yang tetap setia, tulus, ikhlas selama ini untuk kami dan merekalah yang menyadarkan kami (iya atau belum) :')
*weloveyouourbelovedteacher ({})

Dan ...
Terima kasih untuk kamu, sayang. Telah menjadi bagian dari pahit dan manisnya kisah ini.




*terima kasih gadis-gadis yang cantik-cantik, imut-imut, lucu, baik hati, penolong, ramah-tamah, suka menabung dan pria-pria maco, kuat, gentleman, berwibawa (*tapi bohong :P
our stroies 
eltwist
(elsovaince & twister)


syifamaudiyah:)

Tidak ada komentar: