Rabu, 13 Maret 2013

Semoga ...

Hai : )

Lagi-lagi tentangnya ... Dia dia dia dia dia dan lagi-lagi harus dia ? Kenapa dia ? Entah, sosok itu mempunyai magnet yang sebesar apa hingga terus mengusik hati dan pikiran Gadis. Gadis terus melengkungkan senyum membentuk hingga matanya pun ikut bersinar, seakan-akan ia ingin memberitahu pada dunia bahwa hatinya sedang berbunga. Bukan. Ini bukan tentang jatuh cinta. Sudah terlalu lama ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta, bagaimana rasanya dilindungi oleh tangan itu, bagaimana rasanya degdegkan ketika menatap sorot mata tajam dan bagaimana rasanya lutut lemas kala senyum itu hadir untuknya. Gadis sudah sangat lupa akan hal itu, semenjak dua tahun lalu ia sempat merasakannya lalu tiba-tiba dunianya berubah menjadi gelap. Ya hanya gelap, seperti sebuah kota yang terkena pemadaman listrik secara permanen. Gelap total. Tak bernyawa, tak berwarna. Sepi, sunyi. Krik.

Kini, tanaman dihatinya tengah mekar merekah berwarna merah cerah, sangat ceraaaah hingga siapapun mata yang memandangnya akan terkena pantulan sinarnya dan marah terhadapnya. Tapi Gadis tak peduli, yang ia tahu, yang saat ini ia harapkan adalah "semoga Dia lolos, amin".

Dia ... ya lagi-lagi Dia. Sosok yang dua tahun lalu berhasil memutuskan aliran listrik dikehidupannya Gadis hingga kini. Dia adalah sosok pemberi rasa bahagia sekalipun rasa sakit untuk Gadis. Dia penyebabnya dan dia pula obatnya. Aneh memang. Cintakah itu ? Entah ... yang pasti Dia tak lagi sendiri.

Dua tahun yang lalu, ketika ruang kosong itu yang hampir tak pernah tersentuh oleh siapapun, tapi Dia ... Dia berhasil mengisi kekosongan itu dengan membawa segudang petasan, kembang api, dan pelangi. Ruang kosong itu tak lagi sepi, mulai ramai oleh letupan-letupan kecil yang membuat rona merah dipipi Gadis. Tubuhnya yang dulunya kaku, beku, seperti patung. Lalu dilumerkan oleh kehangatan lengan dan jemari-jemari itu. Lengan dan jemari-jemari yang sangat ia rindukan, yang kini termiliki oleh Perempuan. Tatapan tajam dan manja yang dulu bisa ia nikmati tiap hari dengan seulas senyum yang sangat ia sukai, tak lagi dapat ia rasakan. Tatapan dan senyuman itu kini berubah menjadi hal yang sangat menakutkan untuk dirinya, ia selalu merasa terpojokkan oleh itu.

Dua tahun. Waktu yang lamakah itu ? Untuk Gadis terus menyimpan semua rasa dan kenangan-kenangan manis bahkan pahit sekalipun sendirian. Dia terlalu rapuh untuk membagi kisahnya dengan yang lain. Kisah yang bercerita hanya tentang sebuah tepukan sebelah tangan. Takkan pernah disambut baik. Akhirnya selalu menyakitkan.

Tapi detik ini, ia tidak peduli akan rasa sakit itu. Entah ... Gadis masih memiliki rasa atau tidak. Yang jelas, tiap percakapan panjanganya dengan Sang Maha Kuasa, ia selalu mengikutsertakan permintaan Dia. Dan detik ini, ia terlampau bahagia. Berita yang ia tunggu-tunggu tanpa pernah berani untuk bertanya pada Dia, Dia akhirnya benar-benar melangkahkan kaki untuk cita-citanya itu. Awalnya, ia mengira Dia hanya omong kosong, sosok yang suka mengobral keinginan tanpa pernah mau diraihnya, tapi saat ini, ia merasakan keseriusan itu pada dirinya Dia.


"semoga Dia keterima di ...
amin ya Allah"
-Gadis


syifamaudiyah:)

Tidak ada komentar: