Memiliki sepasang tangan-tangan yang begitu indah. Mempunyai jemari-jemari yang mempunyai celah. Celah untuk kita saling mengisi agar tak hampa.
Tapi ...bagaimana bila hanya sepasang tangan yang berjuang ? Menggapai segala apa yang ingin ia genggam. Segala yang ia ingini menjadi milik dan takdirnya.
Bagaimana bila tangan itu hanya bisa meraba-raba kekosongan ? Khayal. Tak ada yang bisa ia raih.
Dan bagaimana bila tangan itu mengharapkan tangan yang ingin menggenggam dan merasakan kehangatan tangan-tangan lainnya ? Menyedihkan kah ?
Tangan itu tak bersuara. Tapi ia bisa merasakan sakit. Diam dan memendam.
Lalu, bagaimana dengan sepasang kaki yang tetap berdiri dibelakangnya ?
Menunggu sepasang kaki lainnya menghampirinya.
Tapi, bagaimana bila langkah kaki-kaki itu sia ?
Hanya menghabiskan waktu untuk hal yang tak pernah menjadi miliknya.
Berdiri dengan tegar seakan baru sedetik menancapkan kaki-kaki itu pada kekuatan.
Dan bagaimana dengan sepasang mata yang nanar ?
Bagaimana bila mata itu selalu menatap tapi tak pernah ditatap ?
Bagaimana bila air mata itu terus mengalir tanpa pernah dihargai ?
Lantas bagaimana dengan tubuh rapuh itu ?
Menggigil gemetar tanpa ada pelukan hangat yang menyambutnya.
Membiarkan tubuh itu menjadi beku.
Menjadi patung yang menjadi lelucon olehnya.
Lucu kah ?
Lalu, apa kabarnya dengan hati ?
Organ terlembut yang sangat mudah tersentuh. Tersakiti ataupun bahagia.
Bagaimana bila hati itu sudah merah merona, lalu ditimpa dengan tinta hitam yang sangat pekat ?
Bagaimana bila hati itu menjadi retak bahkan patah ?
Dan bagaimana bila hati itu hanya bisa memendam tanpa bisa mengungkapkan ? Hanya bisa merasa tanpa tahu yang dirasa. Hanya bisa menerima tanpa bisa menolak.Dan bagaimana bila hati itu hanya merasakan sendirian tanpa pernah disambut oleh yang dirasa ?
Itu lebih lucu kah ?
Sungguh, ini sangat tak lucu sayang.
Mengharapkan sesuatu yang mengharapkan jiwa lainnya.
syifamaudiyah:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar