Kamis, 07 Agustus 2014

Kamu Yang Menghilang

Hai, kamu.. Iya kamu makhluk ciptaan-Nya yang jauh dari sempurna tapi hampir menyempurnakan kelemahan-kelemahan dan menjawab setiap pertanyaan dari pemikiran seorang gadis yang selalu memimpikan tentang imam masa depannya.

Hm.. mungkin sudah tiga tahun lebih sejak aku mengenalmu dan aku terus bertanya apapun yang aku ingin ketahui jawabannya. Tentang dunia dan isinya. Juga tentang kamu yang hampir tidak pernah melewatkan satu titik pun untuk membuatku kesal tapi yang juga candu dan..rindu.. Hahaha mungkin kamu akan tertawa lebar jika membaca kalimatku tadi seperti yang sering kamu lakukan bila ada satu hal yang merangsang otakmu untuk tertawa dengan memperlihatkan gigi-gigi yang berderet rapi dalam rahangmu.

Kamu pernah berada dalam fase "kehilangan" ? Iya kehilangan yang seringkali tak luput dari sesak dan air mata.

Entah ini hanya aku yang merasa atau kamu yang sedang menjaga jarak denganku. Atau kamu disana sebenarnya sudah muak dengan cerita-cerita yang keluar dari mulutku dan.. lagi-lagi dia, sipemilik tubuh tegap yang senyumnya selalu berhasil membuatku kaku sejenak. Hm tapi kali ini aku tidak ingin membahas dia, yang sekarang entah sedang apa dengan siapa, menangis atau tertawa.

Boleh aku jujur ? Meski hanya dalam tulisan tak tentu arah ini yang sampai kapanpun tak pernah kamu baca. Aku merasa kehilangan. Darimu. Tentangmu. Awalnya aku mengacuhkan semua balasanmu yang mulai dingin, tak sehangat dulu. Aku berpura-pura kau baik-baik saja dan sama seperti pertama kali kita ditakdirkan untuk saling mengenal. Tapi, lama kelamaan, perasaanku jengah dengan sikapmu yang berbeda. Yang aku sendiri tak tahu apa penyebabnya tapi juga percuma jika aku protes dan mengatakan panjang lebar tentangmu yang kuanggap berubah. Aku yang belum mengenalmu sepenuhnya atau kamu yang menutup pintumu rapat-rapat, membuat pagar jarak dariku ? Apa lagi sih ? Kenapa lagi ? Jangan diam dan tiba-tiba menjauh. Itu menyulitkanku, kamu tahu ?

Setiap mataku menulusuri lini waktu dan ada sosokmu disana bersama mereka yang sikapmu tak kau ubah sedikitpun, aku iri, aku kesal, aku marah tapi apa ? Percuma juga kan.. a.. jangan seperti ini ataupun itu. Aku merasa tersudut. Apapun masalahmu, yang menjadi bebanmu, cerita-ceritamu akan selalu ku dengar. believe me.

Karena dia ? Salah ? Apa ? Aku tak bicara padamu karena menurutku berpikirlah dewasa, tapi akhirnya, aku yang lelah sendiri menunggumu pulang dan mengatakan "hai" dengan senyum itu lagi.

Tidak ada komentar: