Minggu, 17 Agustus 2014

(Bukan) Takut Kehilangan

Lagi-lagi dan lagi dan mungkin akan lagi tentangmu yang akan terus menjadi tokoh utama dalam setiap keberanianku menggenggam dalam tulisan.

Entah, sudah berapa banyak air mata yang tumpah disertai rasa sesak didada untuk minggu ini yang akan kamu gak pernah tau. Sebenarnya aku juga lelah mengumpat pada rasa yang berujung cuma pada air mata.

Ini tentang berani menyampaikan atau berselimut pada takut "kehilangan". Haha kehilangan? Padahal dulu hal itu pernah terjadi meski penyebabnya bukan. Jadi jelas disini bukan aku takut kehilangan tapi apa? Aku juga tidak tau. Tidak tau apa yang sebenarnya aku pertahankan untukmu? Rela menangis atau menahan sesak.

Tak berani mengungkapkan? Karena takut kehilangan?
Bukan, bukan itu juga menurutku. Lantaa PPa? Aku juga selalu berpikir tentang mengungkapkan atau memendam. Terkadang tidak ingin menjadi pengecut yang ada dibalik keinginan untuk mengungkapkan. Tetapi dilain hal, aku ingin menjadi Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib yang keduanya tak pernah mengungkapkan tapi berujung penyatuan. Dan aku juga sadar, aku dan kamu bukan mereka. Ya aku tau itu.


Aku takut menyesal. Iya itu yang aku takuti sebenarnya. Aku takut ketika keberanian mendorongku mengungkapkan taunya rasaku adalah semu. Sebuah obsesi anak berseragam putih abu-abu pada teman sekelasnya. 

Tidak ada komentar: