Rabu, 08 Maret 2017

Ternyata (Tidak) Bahagia

Sumber : google.com
#StopKekerasanPadaWanita 
.
Sedikit bercerita tentang dunia saya; dunianya para perempuan sepanjang siklus daur kehidupannya.
.
Beberapa bulan yang lalu saya pernah baca tulisan salah seorang suami diblog pribadinya tentang : Bunga, Lala dan sederet perempuan lain yang lagi-lagi disebut sebagai Bunga atau Lala, termasuk istrinya.
.
Dalam tulisannya dia bercerita kalau sebenarnya dulu istrinya adalah seorang Bunga atau Lala.
.
Kalau dipikir setelah melahirkan semua perempuan akan merasa kebahagiaannya lengkap, tidak sepenuhnya benar. Karena masih ada mereka, (Bunga, Lala dan istrinya) sebagian dari perempuan yang harus berjuang mati-matian melawan post-partum-depression.
.
Post partum depression adalah tingkat lanjut dari Baby Blues. Kecemasan dan ketakutan berlebih akan ketidakmampuan mengurus anak yang sudah dilahirkan.
.
Alhasil bisa berlanjut pada kisah seperti seorang Bunga atau Lala.
.
Bunga, dengan kisah keseharian pasca melahirkannya dilalui dengan penuh air mata dan rasa cemas, berkali-kali harus melawan dirinya sendiri, saat pisau di dekatnya kerap dia todongkan pada bayinya. Bahkan nyaris kehilangan nyawa, sebab baginya, dia atau anaknya yang mati.
.
Lala, yang setelah melahirkan sering mendapati tubuhnya membiru, dingin, dan gemetar, seperti mau mati. Ia pun takut keramas, takut bila matanya harus tertutup, membuka mata dalam keadaan tak bernyawa. Lala takut keluar rumah, takut mati di jalan. Lala takut ketemu orang baru, takut dibunuh.
.
Dan beberapa tahun yang lalu, istrinya beliau adalah Lala dan Bunga. Istrinya pernah nyaris membunuh bayi mereka. Hidup berhari-hari di kolong kasur karena takut mati.
.
Lala, Bunga, dan Istrinya beliau adalah sama. Beberapa dari perempuan yang pasca melahirkan tidak mendapatkan kebahagiaan sempurna, melainkan dianggap gila dan tak ada seorang pun yang peduli dengan keadaan itu.
.
Suami mereka kemana? Ada. Tinggal satu rumah, hidup dalam satu kamar, tapi tak peduli, karena belum mampu memahami. Padahal istri mereka sedang berjuang, melawan sendirian. S-E-N-D-I-R-I
.
Sampai akhirnya, suatu ketika istri beliau memeluknya sambil berurai air mata, memintanya untuk membaca artikel-artikel tentang Post Partum Depression. Ia hanya minta untuk dipahami.
.
Pesan beliau :
Saya mohon, dengan sangat, kalau sampai itu terjadi, tetaplah di sana. Tetaplah di sisi perempuan yang kalian ikat dengan janji suci, peluk dia erat-erat, dan ikutlah berjuang. Bertahanlah, wahai para Ayah… Saya bersumpah atas nama Tuhan, bahwa Post Partum Depression bukanlah hal yang mudah untuk dilewati sendirian. Perempuan yang memelukmu sambil berurai air mata, benar-benar butuh pertolongan. Sangat membutuhkan.
.
Kenapa menurut saya ini termasuk kekerasan pada perempuan? Karena, diabaikan oleh orang terdekat, oleh mereka yang dianggap mampu paling memahami adalah menyakiti-secara-perlahan.
.
Sekian, cerita tentang #Perempuan versi saya. Mari lebih peka, terhadap diri sendiri atau pasangan. Semoga bermanfaat #Perempuan #StopKekekerasanpadaPerempuan #IndonesiaMenulis #IndonesiaMembaca #TantanganKawanMengagumkan

Tidak ada komentar: