Minggu, 19 April 2015

Obrolan Denganmu

Terlalu mudah (dan tidak)

Hallo Kamu...
Tiba-tiba aku ingin mengajakmu berbicara berdua saja. Empat mata; dua mataku dan dua matamu. Tenang, kita tidak perlu membahas yang serius-serius seperti politik di negeri kita yang semakin "entahlah". Cukup yang santai tapi bisa membuatku menikmati senyum dan suara itu kembali :) Mau? Pasti dan harus.

Kali ini aku ingin memanggilmu apa ya? Hm. Tuan? Tuan magic? Haha iya karena kamu selalu berhasil menyihirku tanpa perintah. Tapi tunggu.. Sepertinya Diy saja, aku senang memanggilmu seperti itu.

Oke Diy..
Aku ingin bercerita, salah satu dosenku yang notabennya masih dokter profesional di salah satu rumah sakit besar di Jakarta pernah menasihati kami bahwa kami perempuan jangan asal memilih pasangan, dalam hal ini tentunya makhluk berjenis sepertimu, Diy yang beliau maksud. Beliau mengeluarkan suara lagi "bedakan mana cinta dan mana sayang". Padahal saat itu kelas kami sedang membahas materi yang cukup membuat kami ber"oh, hm, emang iya ya?, ya ampun" lalu kemudian diam mendengarkan penuturan beliau sambil meracau berdoa supaya tidak pernah mengalami. Kamu tahu Diy materi itu apa? Penyebab kematian nomor satu pada perempuan di negara berkembang seperti negara kita ini, iya kanker payudara. Padahal itu bisa dicegah dengan SADARI. SADARI itu periksa payudara sendiri dan itu salah satu bentuk deteksi dini bagi kami perempuan, Diy untuk mengetahui dari awal tentang tanda dan gejala kanker payudara. Oh ya, adik kamu perempuan kan Diy? Tolong kasih tau dia ya Diy, jangan lupa SADARI, itu penting. Bilang saja itu dariku :)

Hm lanjut ya, Diy..
Tentang membedakan cinta dan sayang. Aku pun bersama teman-teman dikelas mengutarakan dengan suara berbisik-bisik yang terdengar di udara seperti dengungan lebah "zzzz". Ada yang bilang cinta itu tidak bisa dideskripsikan, sayang itu ke semuanya. Kalau cinta pasti sayang. (Hm kalau menurutmu apa Diy?). Kemudian beliau menjelaskan..
Bahwa cinta adalah nafsu, sebuah rasa yang datang karena ketertarikan sesaat dan rasa ingin memiliki yang menggebu-gebu dan bisa hilang ketika rasa itu terpenuhi atau pudar begitu saja bisa karena tidak ditanggapi. Sedang sayang adalah ketulusan, Diy. Ketulusan yang bersumber dari hati. Sayang adalah tahap lebih tinggi dari cinta. Sayang adalah ketika kamu sayang dia, kamu akan selalu berkorban untuknya tanpa pernah merasa itu pengorbanan. Dan sayang adalah rasa yang tidak 'kan hilang dalam satu masa perpisahan. Terakhir, sayang adalah kamu yang tanpa sadar membawa namanya saat berbicara berdua dengan Tuhanmu, Diy saat keningmu menyentuh bumi atau saat kedua tanganmu terangkat dengan berserah diri atas tubuhmu.

Kemudian aku berpikir, tahap sayangkah yang kumiliki? Ditambah dengan penuturanku sendiri yang akhirnya membuatku terperangkap dengan kalimat yang kutujukan untuk temanku, seperti ini "kalau aku mudah menerima, tapi sulit melepaskan". Padahal aku tidak bermaksud mengeluarkan kalimat itu.  Selanjutnya temanku langsung membalas justru itu yang seharusnya tidak baik. Dan aku pun terdiam. Entah harus membalas apa lagi.

Dan iya itu, alasanku ingin mengajakmu berbicara ringan berdua saja. Membagi apa yang ingin ku bagi denganmu. 

Lalu apa tanggapanmu, Diy? Tenang, aku akan duduk diam dengan tangan menopang daguku agar kepalaku tidak terjatuh atau tubuhku tidak melayang saat mendengar suara itu mengudara dari bibirmu, Diy. Sekarang giliran kamu ya, Diy...

:)
-cif_

Tidak ada komentar: