Selasa, 07 Mei 2013

Ketika Kau Datang "Kembali"

Seminggu yang lalu, ada seseorang yang datang dengan segala perubahannya. Hai kamu apa kabar ? Sebenarnya, saya sudah lama menunggu kamu untuk datang "kembali" dan merunah semua persepsimu selama ini terhadap diri saya. Yang dulu pernah menyukaimu. Hah ? Iya saya pernah mengatakan itu padamu, dan saya berjanji hanya sekali dan terakhir kalinya saya melakukan itu terhadap sosok yang saya sayangi yaitu cuma terhadapmu.

Tahukah ? Itu hanya "cinta monyet". Kamu tahu kan maksud dari "cinta monyet" itu ? Sebuah perasaan yang mengalir begitu saja ketika saya dan kamu dekat, dekat menjadi sebuah jalinan yang kau namakan "sahabat". Masih ingatkah ? Tapi saya tahu, kamu telah lupa, ketika saya mencoba jujur atas perasaan saya terhadapmu.

Kamu pergi sangat jauh pergi hingga hanya rasa sakit yang hanya bisa kau timbulkan dari semua perbuatanmu terhadap saya.

Oh tolonglah, waktu kita kini telah berbeda, tak lagi sama begitu juga perasaan saya terhadapmu. Jangan terus-menerus menghukum saya karena perasaan saya dimasa lalu. Salahkah hal itu ? Yang saya tahu, perasaan seseorang itu tidak bisa diatur ataupun dipaksakan. Kamu sudah besar kan ? Tolong jangan pernah mentap saya dengan pandangan itu lagi. Jangan pernah berikan saya sikap menyakiti itu. Tolong bantu saya untuk mengembalikan keadaan seperti sebelum itu terjadi. Karena bila hanya saya yang berjuang, itu hanyalah sebuah "kesiaan".

Tolong tatap saya sebagai teman kecilmu yang tak pernah ada apa-apa didalam hati saya dulu terhadapmu. Tatap saya sebagai seorang teman yang patut dihargai.


#cintapertama

syifamaudiyah:)

Minggu, 05 Mei 2013

hai kamu, aku merindukanmu

hai kanmu, iya kamu !
kamu sipemilik senyum berbeda

hai kamu, iya kamu !
kamu sipemilik bulu mata yang melengkung pasti,
bahkan melebihiku sebagai seorang perempuan

hai kamu, iya kamu !
kamu yang memiliki bahu yang tegap dan tegas,
yang sangat ingin kau sediakan itu untukku dikala awan kelabu melanda

hai kamu, iya kamu !
kamu sipenggila klub bola Manchester United

hai kamu, iya kamu !
kamu yang dulu hampir tiap malam menemaniku,
sekedar menghibur atau menjadi tempat berbagi semua ceritaku,
sedih, senang, marah, kecewa, apapun itu

hai kamu, iya kamu !
kamu yang mengejekku dengan sebutan "wartawan",
karena kecerewetanku

hai kamu, iya kamu !
kamu yang pernah memanggilku dengan sebutan,
anak kecil, hai kamu juga pernah memanggilku dengan sebutan,
cifa

hai kamu, iya kamu !
kamu yang dulu selalu menyuruhku tidur duluan dengan mengatakan,
"tidur sana, anak kecil itu ga boleh tidur malem-malem"

hai kamu, iya kamu !
kamu yang pernah bilang,
"jangan takut, kan ada gua"

hai kamu, iya kamu !
kamu yang mengusulkanku sesuatu dengan mengatakan,
"lu masuk aja ipa, abis itu masuk fkui"

hai kamu, iya kamu !
kamu yang tak pernah mau mengatakan kalau kamu kalah,
tapi kamu selalu mengalah

hai kamu, iya kamu !
kamu yang selalu menanggapi ocehan-oecehan anak kecil sepertiku,
dulu. hai juga kamu yang sering berdebatku tentang suatu hal yang sepele

hai kamu, iya kamu !
kamu yang menyuruhku untuk tidak menghubungimu lagi
kamu yang memintaku untuk menjauh darimu
padahal, kamu tahu
kalau aku sudah terbiasa akan hadirmu

hai kamu, iya kamu !
kamu yang telah memaksaku dewasa dan kuat,
terhadap keadaan didepanku
kamu juga yang memaksaku untuk terus menatap,
tanpa perlu menunduk, meski beban sakit tengah menyelimuti

hai kamu, iya kamu !
kamu yang pernah menyakitiku,
mengucapkan kata-kata manis lalu,
kau saring hingga rasa pahit yang tersisa

hai kamu, iya kamu !
kamu yang segala sesuatu tentang kamu,
masih begitu melekat dalam ingatan terdalamku

hai kamu, iya kamu !
kamu yang masih belum mampu 'tuk kulupakan,
dan hai kamu,
aku merindukanmu



ini bukan puisi,
ataupun syair,
ini hanyalah ungkapan perasaan
sederhanaku terhadapmu,
yang random

syifamaudiyah:)

Kamis, 02 Mei 2013

Surat Untuk Uje

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu ...

Entah angin apa yang membawaku berada dalam zona ini. Mataku lagi-lagi tak dapat terpejam. Setelah kulihat tayangan televisi tadi yang lagi-lagi menayangkan sosokmu. Sosokmu yang sudah pergi jauh sangaaaaat jauh hingga tak dapat lagi tersentuh meskipun hanya bayanganmu.

Aku tahu, aku hanya segelintir orang yang termasuk dalam pengagummu. Aku tak pernah tahu bahkan sampai detik ini ketika ku menorehkan kata-kata menyesakkan ini, apa alasanku ketika kini ku merasa sangat-sangaaaaat kehilanganmu. Bertemu dengan sosokmu saja belum pernah. Mendengar lantunan ayat suci yang berkumandang dari pita suara merdumu saja itu lewat tayangan televisi. Apakah karena kau begitu menawan ? Entah ... aku masih belum menemukannya. Bukankah seseorang mencintai seseorang itu tak pernah ada alasannya ?

Aku mengenalmu, tapi kamu tak pernah mengenalku.

Menyesal. Itu kata yang menggambarkan perasaanku saat ini. Aku menyesal karena belum sempat berkenalan dan menjadi bagian hidupmu. Maaf... bukan maksud memilikimu dalam arti kata lain tapi sekedar murid atau orang yang kau kenal dan bisa merasakan betapa beruntungnya mengenalmu.



Air mataku tak mau keluar dan itu nyatanya lebih sesak daripada nangis tersedu-sedu dengan teriakan-teriakan yang begitu emosi. Sampai kini, perasaan sedih itu masih tak bisa ku jelaskan. Ini seperti hampir 3 tahun yang lalu ketika orang yang kusayang, yang selalu ada untukku, adik kecilnya, pergi sangaaaaat jauh. Mungkin kini tempatmu dengannya sama. Sama-sama berada disisi-Nya. Ketika itu, hal yang terjadi sama saat pertama kali kulihat berita duka tentangmu yang telah diambil kembali oleh Allah, aku menangis, aku mengeluarkan air mata, namun aku nangis sendirian. Dalam ruang ternyamanku, kutumpahkan segala emosiku namun tetap kutahan karena tak ingin menambah kesedihan kedua orang tuaku, terutama Ibu saat itu dan hasilnya sama seperti sekarang, sesak. Bahkan tak ada tangisan lagi ketika ku mengingatnya, aku hanya bisa uring-uringan tak jelas. Perasaan itu tak bisa kujelaskan hanya bisa kurasakan. Sesak.

Jum'at kemarin, 19 April 2013, tepat setelah satu minggu umurmu genap 40 tahun dan tepat satu minggu sebelum kau kembali menghadap-Nya, aku memimpikannya, kupeluuuuuk begitu erat, namun tiba-tiba sosoknya menghilang dan akupun terjaga.

Sosokmu dan sosoknya. Dua sosok yang entah kucintai karena apa. Pasti karena Allah... Aku tak mengerti, sama sekali tak mengerti perasaanku sampai detik ini. Sesak. Hanya sesak.

Hampir semua cerita-cerita perjalanan hidupmu yang indah namun tak mudah yang setiap kali kuketahui, seperti sebuah tamparan untukku menjadi sepertimu. Ribuan langkah dan tetesan air mata mengiringimu, mengantarkanmu bersama do'a-do'a menuju Sang Pemilik Segalanya.

Semua kata-kata ini seperti muntahan-muntahan sesakku selama ini. Aku hanya mencoba untuk mengeluarkannya agar tak membau dan menyakiti.

Semoga kau dengannya kini tengah tersenyum disisi Allah subhanahu wata'ala melihat kami yang masih dibalut awan duka. Tapi, kenangan ya hanya kenangan yang hanya patut dikenang dan takkan pernah bisa terulang...

Wasssalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu...









kuatkan dan lindungilah
langkah kami ya Allah

syifamaudiyah:)

Lelaki Berseragam Loreng



Kamu tahu ?

Setiap kali kau memulai langkah keluar menuju duniamu,

berapa banyak degupan jantungku yang bergema mengiringi langkah tegasmu

berapa derasnya peluhku yang tertahan dihadapanmu melawan ketakutanku

Tak pernahkah sedikit kau memperhatikan perubahan raut wajahku ?

Pernahkah kau menelusup dalam ke arah bulatan hitamku ?

mencari apa yang sedang kulihat lalu kau hapuskan

Pernahkah kau berpikir tentangku ?

tentang hari-hari yang harus kujalani tanpa sosokmu disampingku

tentang detik-detik yang terasa seperti berjam-jam ketika kau baru saja memulai langkahmu

Dan pernahkah kau berpikir tentang waktu yang tak bisa kita atur ?

Atau kenangan yang tak pernah bisa kita ulang

Setiap jengkal langkah kakimu mengayun memulai tugasnya,

dan otot-otot lenganmu membawa benda hitam itu

perasaanku selalu mengulang dan mengatakan "inikah hari terakhir ?"