Kamis, 02 Mei 2013

Surat Untuk Uje

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu ...

Entah angin apa yang membawaku berada dalam zona ini. Mataku lagi-lagi tak dapat terpejam. Setelah kulihat tayangan televisi tadi yang lagi-lagi menayangkan sosokmu. Sosokmu yang sudah pergi jauh sangaaaaat jauh hingga tak dapat lagi tersentuh meskipun hanya bayanganmu.

Aku tahu, aku hanya segelintir orang yang termasuk dalam pengagummu. Aku tak pernah tahu bahkan sampai detik ini ketika ku menorehkan kata-kata menyesakkan ini, apa alasanku ketika kini ku merasa sangat-sangaaaaat kehilanganmu. Bertemu dengan sosokmu saja belum pernah. Mendengar lantunan ayat suci yang berkumandang dari pita suara merdumu saja itu lewat tayangan televisi. Apakah karena kau begitu menawan ? Entah ... aku masih belum menemukannya. Bukankah seseorang mencintai seseorang itu tak pernah ada alasannya ?

Aku mengenalmu, tapi kamu tak pernah mengenalku.

Menyesal. Itu kata yang menggambarkan perasaanku saat ini. Aku menyesal karena belum sempat berkenalan dan menjadi bagian hidupmu. Maaf... bukan maksud memilikimu dalam arti kata lain tapi sekedar murid atau orang yang kau kenal dan bisa merasakan betapa beruntungnya mengenalmu.



Air mataku tak mau keluar dan itu nyatanya lebih sesak daripada nangis tersedu-sedu dengan teriakan-teriakan yang begitu emosi. Sampai kini, perasaan sedih itu masih tak bisa ku jelaskan. Ini seperti hampir 3 tahun yang lalu ketika orang yang kusayang, yang selalu ada untukku, adik kecilnya, pergi sangaaaaat jauh. Mungkin kini tempatmu dengannya sama. Sama-sama berada disisi-Nya. Ketika itu, hal yang terjadi sama saat pertama kali kulihat berita duka tentangmu yang telah diambil kembali oleh Allah, aku menangis, aku mengeluarkan air mata, namun aku nangis sendirian. Dalam ruang ternyamanku, kutumpahkan segala emosiku namun tetap kutahan karena tak ingin menambah kesedihan kedua orang tuaku, terutama Ibu saat itu dan hasilnya sama seperti sekarang, sesak. Bahkan tak ada tangisan lagi ketika ku mengingatnya, aku hanya bisa uring-uringan tak jelas. Perasaan itu tak bisa kujelaskan hanya bisa kurasakan. Sesak.

Jum'at kemarin, 19 April 2013, tepat setelah satu minggu umurmu genap 40 tahun dan tepat satu minggu sebelum kau kembali menghadap-Nya, aku memimpikannya, kupeluuuuuk begitu erat, namun tiba-tiba sosoknya menghilang dan akupun terjaga.

Sosokmu dan sosoknya. Dua sosok yang entah kucintai karena apa. Pasti karena Allah... Aku tak mengerti, sama sekali tak mengerti perasaanku sampai detik ini. Sesak. Hanya sesak.

Hampir semua cerita-cerita perjalanan hidupmu yang indah namun tak mudah yang setiap kali kuketahui, seperti sebuah tamparan untukku menjadi sepertimu. Ribuan langkah dan tetesan air mata mengiringimu, mengantarkanmu bersama do'a-do'a menuju Sang Pemilik Segalanya.

Semua kata-kata ini seperti muntahan-muntahan sesakku selama ini. Aku hanya mencoba untuk mengeluarkannya agar tak membau dan menyakiti.

Semoga kau dengannya kini tengah tersenyum disisi Allah subhanahu wata'ala melihat kami yang masih dibalut awan duka. Tapi, kenangan ya hanya kenangan yang hanya patut dikenang dan takkan pernah bisa terulang...

Wasssalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu...









kuatkan dan lindungilah
langkah kami ya Allah

syifamaudiyah:)

Tidak ada komentar: