Kamis, 20 September 2012

Aku Kehilangan Sosok Itu

Sosok itu kembali memutar-mutarkan tubuhku di malam ini. Mataku sepertinya juga sama, dia berkonspirasi dengan sosok itu untuk terus membuatku menatap langit-langit kamar ini dan kembali pada sebuah realita yang menyakitkan.

Salahkah ? Kalau aku merasa kehilangan sosok itu dalam hari-hariku. Tapi, mengapa dia terus berkutat pada alam imajinasi ku ? Salahkah kalau aku merasa wanita itu merebutmu dariku dan membawamu jauh pergi tanpa menoleh lagi ke arahku lagi ? Salahkah kalau terkadang ada rasa benci yang memuncak di hatiku saat sekarang kau terlihat lebih dekat dengannya daripada sosok ku ?

Kini, otakku seperti sebuah media yang kembali memutarkan film bertemakan kenangan. Bergerombol kenangan itu menyerbu diriku, tak lupa hati dan perasaanku. Sosok itu begitu nyata melekat dalam ingatanku, seperti parasit yang mengganggu tidurku.

Kenyataan pahit yang ku terima. Entah berlebihan atau tidak yang aku rasakan ini. Aku kehilangan sosok itu, yang dulu mampu membuka mataku tentang dunia ini. Yang mampu meluruskan kusutnya perasaanku karena seseorang. Yang sosoknya bisa menjelma menjadi siapapun yang aku butuhkan. Aku seperti kehilangan sesuatu yang sudah terpatri dalam kehidupanku. Tubuhnya memang dapat ku saksikan menari-nari indah didepan mataku, tapi (?). Entahlah aku bingung bagaimana menjelaskan goresan kecil yang begitu menyakitkan ini.Seseorang bisa datang tanpa di minta bahkan untuk pergi pun tanpa permisi ? Bukankah kadang takdir bisa menyakitkan ?

Padamu sosok yang ku panggil dengan sebutan canda, "kakak". Aku merindukan sosokmu yang dulu. Dengarkanlah. Rasakanlah tentang ini. Aku merasa sosokmu telah di bawa jauh oleh dia. Aku merasa kamu makhluk asing, bila aku berbicara dan menatap matamu. Mencari-cari apa salahku.

Padamu yang bersikap acuh pada seseorang yang memiliki rasa denganmu. Apakah perasaan itu salah ? Kalau kamu melihatnya seperti itu. Dimana letak kebijaksanaan yang dulu kau tanamkan dihatimu ? Mengapa pemikiranmu menjadi sebegitu bodohnya ? Sadarlah, dia sedang berusaha menjadi seseorang yang dulu, yang dulu tak pernah memiliki rasa apapun padamu, walau sulit. Pernahkah otakmu membayangkan sejenak bila dirimu di posisinya ? Semampunya ia berusaha, agar sikapmu kembali seperti dulu, tapi kamu ? Lagi-lagi mengabaikannya. Kamu lebih memilih diam dan betindak sesuai keinginan otakmu tanpa memperdulikan perasaan wanita itu dan perasaanku.

Saatnya tiba, emosinya akan meledak. Saat usahanya tak lagi kamu lihat. Dia juga memiliki rasa lelah bila hanya berjuang sendirian tanpa kamu dukung. Dia hanya menginginkanmu yang dulu. Sederhana.

Dan aku, aku juga menginginkan sosok yang membuatku nyaman kembali ke jiwanya. Jangan pergi terlalu lama sayang, ada yang menantimu disini.


sosokmu seperti awan gelap yang mampu mengundang tangis
disudut mata indah ini
tatapanmu, senyumanmu, sikapmu, candamu, perhatianmu,
selalu aku menantinya untuk kembali

Ruang Gerakku, 20 September 2012
syifamaudiyah:)

Tidak ada komentar: