Menertawakan Kenangan
Assalamualaikum..
Hai masmas yg disana. Yang sampai detik ini kutahu kita menapak pada planet yang sama. Kubaru saja membuka kembali berbagai tulisan baik bentuk kalimat murni atau diilustrasikan oleh Bung. Salah satu makhluk bumi yang bernapas dengan pemikirannya yang bebas. Oh ya, asal kamu tahu dia berasal dari bumi yang sama dengan siAyah. Yang terkenal dengan kota kenangannya.
Aku terhenti dan kembali mengulang kalimat dalam alam pikirku dan meresapinya perlahan.
Nyatakan perasaan
Hentikan penyesalan
Maafkan kesalahan
Tertawakan kenangan
Kejar impian
Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap
Kuresapi kata perkata yang tertera. Dan aku mengiyakan. Selama ini aku terlalu meratap. Kamu yang pergi entah tiba-tiba atau sudah direncanakan. Kamu yang menenangkan. Kamu yang sudah berhasil membuat degupan jantung ini terdengar oleh organ cortiku sendiri. Kamu yang membahagiakan. Kamu yang mudah tuk dirindukan. Kamu yang .. Ah .. Kamu paket lengkap yang tiba-tiba hadir begitu saja. Terima kasih :)
Satu hal yang benar-benar ku sadari. Aku terlalu takut akan mengenang. Aku terlalu takut menyentuh bagian itu. Menghadirkan kembali hal yang tidak ada yang tidak menyenangkan ketika bersamamu. Aku hampir menghabiskan bulan ini hanya untuk bersembunyi darimu. Padahal kamu tidak mencari kan? Haha. Hehe.
Dimanapun kamu kini, sedang apapun.. Terima kasih. Terima kasih pernah datang walaupun tak sempat bertatap dan mencium aroma yang sama. Terima kasih. Pagimu sungguh menyenangkan. Kini aku harus kembali ke pagiku yang dulu. Yang tetap menyenangkan. Terima kasih pagi, fajar yang menenangkan. Aku belum rugi banyak kan? Hehe
Mari menertawakan kenangan :)
-maudiyhs 23 Juli 2016 ; lima bulan mengenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar