Ketika waktu perpisahan itu menjadikan benteng yg
amat memilukan serta menyedihkan. Jarak seakan teramat jahat membentang,
membelah jiwa-jiwa kita yang dulunya tersatukan. Selalu menebar kisah-kisah
yang tak biasa. Semua cerita yang kita jalani adalah luar biasa dan tak
terlupa. Derai air matapun pernah membanjiri kita bersama-sama, entah itu
karena terharu ataupun tersakiti. Tak pernah ada hal yang datar yang kita
lalui, tak pernah ada jalan mulus untuk kita. Kita sudah mengalaminya [sebagian].
Amarah, tangis, tawa, canda yang kadang menusuk telinga atau bahkan hati telah
menjadi sepenggal kenangan yang tak mungkin terlupa dengan mudah. Karena kita
berbeda.
Kita tak selalu urutan dan aturan yang harus
dipatuhi benar-benar. Kita adalah kita. Ini tentang kita bukan mereka. Kita ya
kita. Kadang menyebalkan, menjengkelkan, memuakkan, tapi lebih dari itu kita
ini 'ketulusan'. Iya kan? Atau hanya aku yang kepedean atau terlalu tinggi
hati? Oh maaf... Aku hanya ingin memberi penghargaan pada kita yang selalu
menjadi kita. Apa adanya. Tak ditutupi. Terbuka dan mandiri. Itu pula kan yang
dikatakan oleh our best mom's teacher who ever we had di buku tahunan? Beliau
tak sekedar memberi kata-kata mutiara yang sudah biasa. Beliau sama seperti
kita, terbuka. Terbuka dengan apa yang dirasa. Beliau tak pernah memaksa tapi
menjalani bersama; kita. Kita yang katanya memiliki tawa lepas. Ya memang kita
senang sekali tertawa ... Tak acuh pada dalam rasa yang tengah bertalu-talu,
memenuhi ruangan disegenap palung hati terdalam. Air mata? Iya, air mata pernah
berubah menjadi air tawa ketika kita bersama.
Sungguh! Aku diajarkan banyak rasa karena kita. Aku
mengerti bagaimana bersikap dan menahan rasa. Berpura-pura? Ya aku pernah
berpura-pura. Tentu kau yang mengetahui maksud ini tengah tersenyum dan
membayangkan. Oh lupakan! Ini bukan tentangku tapi kita. Kita yang selalu
berbeda...
Tak pernah kehabisan cerita-cerita. Tak pernah datar.
Selalu bergelombang. Ide-ide yang terkuak begitu saja tak sekedar jadi ide yang
berupa angin. Untuk kita itu bisa direalisasikan. Untuk kita semua jadi mungkin
:') [kecuali]
Hai untuk kita, aku menulis ini dengan rasa dan
rekaman yang memutar-mutar lambat dalam otakku. Menghadirkan cerita-cerita dulu
yang pernah tergoreskan. Mulai dari awal pertemuan kita hingga perpisahan.
Mulai dari tenggelam dan rasa masing-masih namun kemudian menyatu dalam jiwa.
Mulai dari gelak tawa yang selalu terdengar tulus dan memekikkan hingga air
mata yang pernah membasahai sudut mata kita masing-masing. Semua rasa kita
sama...
Dan ketika kita bertemu lagi, aku tak percaya tawa
itu masih ada, kegilaan itu masih menyeruak, pembeda kita itu masih dan tak
pernah berubah. Aku disadarkan bahwa bahagiaku tak pernah pergi, yang ku pikir
awalnya saat perpisahan mengibarkan benderanya, kesedihan, kesepian,
kesendirian yang akan selalu berkutat denganku. Tapi nyatanya, ku salah.
Kebahagiaanku tetap tinggal, disini, dikenangan terdalam memoriku.
Terima kasih... Terima kasih atas semua kisah dan
rasa yang sudah terbukukan dalam kenangan memori otakku. Terima kasih atas
pengalaman-pengalaman gila yang pernah kita lalui termasuk ketika kita di dunia
fantasi sekelas, membuat orang-orang yang lainnya terpaksa, mau gak mau
memperhatikan tingkah kita yang...begitu "polos"? :') entahlah, kita
ini teramat "polos"...karena sakin polosnya, semua kurai bagian depan
dari tornado hampir diisi oleh tubuh-tubuh 'menggemaskan' kita, dan itu tak
cukup sekali, karena kita memang tak pernah puas. Selalu lebih dari sekali.
Begitu juga pada kicir-kicir, alap-alap, dan yang lebih lagi....arung jeram,
entah berapa kali kita bolak-balik naik turun tangganya hanya untuk menciptakan
basah yang benar-benar basah pada pakaian yang kita kenakan. Dan ketika kita ke lembang, mungkin tak
pernah dilupakan juga, saat-saat menanti keberangkatan 'kita lagi'. Harus
menghadapi kerikil-kerikil yang hampir membuat kita 'goyang' hingga yang akhirnya
harus hujan-hujanan dan terpaksa membeli baju baru yang asal-asalan agar tak
sekedar masuk angin. Terima kasih atas perjuangan bersama kita. Maaf kalau
kadang lidah tak mampu tertahan tuk mengucap dan menyerapah yang menyakitkan.
Maaf kalau kadang tangan, mata, kaki kadang tak sejalan dengan hati. Maaf kalau
kadang tertanam secuil aura negatif dalam benak. Tapi semuanya tak mampu
melebihi dari rasa kagumku dan sayangku terhadap kita. Lihat nanti ya, apa kita
tetap 'sama' di sepuluh tahun ke depan bersama cita yang pernah kita angankan :')
semoga Allah menyetujui amin...
#SalamJaketBiruMenawan
Hello, we are TWISTER!
Cuma sebagian tapi cukup ... :) |
27 Juli 2013
syifamaudiyah:)