Kamis, 31 Januari 2013

Si Tukang Telat Jelmaan Malaikat

Bunyi bel pertanda masuk jam pertama telah terdengar nyaring menulusuk masuk ke organ corti telinga mereka. Untung saja tak menghancurkan rumah siput mereka yang mendengarnya.

"Gendut mana ?" aku biasa memanggilnya seperti itu. Padahal dia tak ada ciri-ciri seseorang yang memiliki tubuh yang dikelilingi lemak dimana-mana. Tubuhnya ramping, ideal untuk seorang perempuan remaja sepertinya. Biasanya ia membalas perkataanku dengan mengatakan "ih gua gak gendut tapi seksi hahaha" dengan muka yang sok eksotis gimana gitu. Itulah ia ... jarang sekali marah ...

Sudah jam setengah tujuh lewat, dia juga belum kelihatan.
"Telat lagi udah dia mah" ucap temanku, menjawab pertanyaanku yang menggantung tadi.
"Hm ... diskors udah dia kalo ini sampe telat lagi, kan udah diingetin" ucapku santai.

Tak lama gerumunan sepeda motor memasuki sekolah menuju lapangan setelah salah seorang guru memerintahkan satpam untuk membukakan pintu gerbang. Seperti ada acara demonstrasi besar-besaran, dan ... yap dia termasuk diantara kerumunan itu. "Yah ... diskors udah ini" ucapku sendiri yang didengar oleh temanku. Lalu ia menanggapi "iya ya dia". Tak lama hujan pun turun. Lalu mereka yang tadi telah membentuk barisan layaknya mahasiswa baru yang sedang OSPEK bubar begitu saja disertai teriakan bahagia karena nama-nama mereka tak jadi dicatat dalam buku catatan sekolah. "Sukur deh ya dia gak gajadi diskors" ucapku.

Mungkin itu balasan untuk dia yang selama ini seperti malaikat. Malam ini aku baru tersadar karena perkataan salah seorang temanku bahwa "dia jelmaan malaikat kali ya ?" Kalimat itu ditujukan pada dia "Si Tukang Telat Jelmaan Malaikat".

Ini untuk kamu !
Maaf aku sering memanggilmu gendut, bukan maksudku mengejekmu atau bahkan melecehkanmu. Itu ibarat panggilan sayangku untukmu, khusus aku yang memilikinya. Dariku untukmu :P

Hai kamu si Tukang Telat Jelmaan Malaikat !
Tahukah ? Terkadang aku iri pada hidupmu yang dikelilingi kesempurnaan (kecuali kebiasaan telatmu itu :P). Aku iri pada kakak lelakimu yang kamu miliki dan aku tidak. Aku iri pada keceriaan keluargamu, bukan berarti keluargaku tak ceria tak bahagia, tapi terkadang aku merasa hidupku tak seberuntung kamu. Memiliki tempat berbagi tanpa harus ada rasa canggung satu sama lain, tanpa rasa takut kalau setiap ceritamu terbongkar dan tak lagi menjadi rahasia, tanpa harus bingung harus meminta pendapat pada siapa. Karena kamu memiliki apa yang ingin ku miliki.

Kamu juga memiliki teman-teman yang begitu banyak, yang peduli terhadapmu tanpa harus kamu memberitahu mereka bahwa kamu membutuhkan mereka. Jujur aku iri. Tapi kini aku sadar, apa gunanya aku mengeluh, iri terhadap apa yang orang lain miliki dan aku tidak. Toh, Allah pun tak pernah tidur, mata-Nya selalu terbuka mengawasi hamba-hamba-Nya. Tangan-Nya selalu memberi apa yang hamba-hamba-Nya butuhkan. Mungkin suatu saat nanti, Allah akan mengganti rasa iri-ku ini dengan kebahagiaan lebih. Amin.

Hai kamu si Tukang Telat Jelmaan Malaikat !
Kamu tahu ? kenapa aku mengatakan seperti itu ? Jawabannya satu. Karena kamu memang seperti jelmaan malaikat.
Kamu terlalu baik menjadi seorang manusia, sayang. Aku selalu ingat tentangmu. Tentang sikap leletmu disaat aku sudah getar-getir. Tentang kamu yang mau disusahkan tapi tak ingin menyusahkan. Tentang kamu yang selalu memberi tapi tak pernah ingin menerima. Tentang kamu yang selalu mau menjemput tapi tak pernah suka dijemput. Tentang kamu yang selalu kena ocehan kesalku, marahku tapi ? Kamu tak pernah balas mencaciku, tak pernah mengeluh atas sikapku. Tentang kamu yang selalu mengatakan aku anak manja. Iya, aku memang sangaaaat manja bila dibandingkan dengan sosokmu. Untukku, kamu tak pernah manja, sayang. Kamu sangat mandiri. Aku selalu ingat tentangmu. Tentangmu yang selalu disakiti tapi tak pernah menyakiti. Tentang kamu yang selalu membawa keramaian dan keceriaan. Dan yang tak pernah kulupa, tentang kamu yang [hampir] selalu telat.

Hai kamu !
Apakah benar kamu jelmaan malaikat ? Atau kamu bidadari yang kehilangan selendangnya karena telat ? Oh sayang ... lagi-lagi karena telat ? Benarkah ?

Hai kamu !
Siapapun kamu, hatimu seperti malaikat. Tahukah ? Aku belajar sabar darimu, sayang (walaupun belum berhasil). Aku belajar memberi tanpa pamrih juga darimu. Dan aku belajar mandiri juga darimu, sayang. (walaupun belum berhasil juga heheh tapi seengganya aku tengah mencoba).

Surat ini atau apalah ini kau sebutnya, kutujukan khusus untuk kamu si Tukang Telat Jelmaan Malaikat :)
Maaf atas sikap, kata-kata dariku selama ini untukmu. Yang aku tahu, I wont to lose you because I need you, I love you so !


pesanku : kalau memang kau bukan malaikat,
jangan telat lagi dong, kamu kan gak punya sayap
untuk mengejar jodohmu :p

dududu :)

Rabu, 02 Januari 2013

Putri Malu



Putri malu ...

Tumbuh indah merekah

Berwarna merah muda mahkotanya

Sedang daunnya tetap sama, hijau

Dia tampak indah

Tapi siapa tahu ?

Dia hidup dibawah

Berteman dengan ilalang

Tak ada yang peduli akan keberadaannya

Karena bila tersentuh ia akan menciut

Membuat orang-orang takut untuk mengenalnya

Takut akan menyakitinya atau tersakiti olehnya

Karena dia amat pemalu

Bila ancaman datang

Dia akan selalu menutup diri

Membenamkan dirinya dalam kerapuhan dan keterasingan


syifamaudiyah:)